Dalam tempo yang tidak terlalu lama terjadilah pergumulan sengit antara Rum dan kera ekor panjang yang telah berubah wujud menjadi pria perkasa.
Tidak ubahnya seperti ketika Rum melayani Adir, suami sahnya.
Pesta ‘handrawina’ itu baru berakhir menjelang subuh.
Tersungging senyum puas di bibir Rum manakala mengantar pulang tamu istimewanya sampai di pintu depan.
Begitu keluar rumah, dalam sekejap tamunya berubah wujud kembali menjadi kera ekor panjang.
Bisa dipastikan, sehari sesudah itu pundi- pundi Rum akan menggelembung.
Hal itu pulalah yang menjadikan Adir rela setiap malam Selasa Kliwon, istrinya harus melayani tamu istimewanya.
Begitulah Adir. Lelaki pemalas, ogah kerja tapi ingin koceknya selalu isi.
Demi materi dia bersedia menjalani hidup seperti itu. Dia rela dimadu.
“Toh hanya selapan hari sekali”, kilahnya.
Pak Merto, Pakdenya Adir sangat prihatin melihat itu semua.
“Mbok sudah, Dir. Hidup seperti itu kan berarti kamu itu menjadi ‘gedibaling’ setan. Menjadi abdinya setan”, tutur Pak Merto setiap ketemu Adir.
Adir cuek saja. Nasehat Pakdenya dianggap seperti angin lalu.
Masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. - Nama samaran (Seperti dikisahkan FX Subroto di Koran Merapi) *