HARIAN MERAPI - Bagian pertama dari cerita misteri penebng pohon wingit, Paklik Tasman mendapat tawaran menebang pohon asam.
Di Dukuh N, Desa P, mayoritas warganya adalah petani. Kala masa senggang, bapak-bapak petani biasanya mencari penghasilan tambahan dengan kerja serabutan.
Ada yang jadi kuli bangunan, ada yang jadi tukang kayu, ada yang berdagang, dan berbagai pekerjaan lainnya.
Baca Juga: Kisah mistis jembatan spoor serayu, terdengar suara gamelan lengger ada malam Rabu Wage
Pada tahun 90-an, Paklik Tasman (nama samaran) terkenal dengan keandalannya menebang pohon. Tak hanya terampil, keberanian Paklik Tasman juga patut diacungi jempol.
Pengguna jasa Paklik Tasman tersebar di berbagai desa yang masih satu kecamatan.
Meski jadwalnya padat, Paklik Tasman hampir tidak pernah menolak tawaran yang datang kepadanya.
Paklik Tasman juga tidak pernah memilih-milih. Mau itu pohon kelapa, pohon mahoni, pohon jati dilibas semua.
Baca Juga: Cerita misteri ada suara tertawa cekikikan di balik pintu kantor pemasaran buah di Semarang
Suatu kali Paklik Tasman mendapat tawaran menebang pohon asam dari desa sebelah. Tanpa pikir panjang Paklik Tasman menyanggupi.
Namun permasalahannya kemudian adalah tidak ada teman atau tetangga yang mau diajak membantu.
Padahal pohon asam tua itu besar, tinggi dan rindang. Tentu Tasman butuh
tambahan tenaga untuk mengerjakannya.
Berbagai bujuk dan rayu telah Paklik Tasman gelontorkan. Termasuk menjanjikan
komisi yang menggiurkan. Akan tetapi teman dan tetangga, tetap pada pendiriannya.
Baca Juga: Cerita misteri wanita yang minta tumpangan semalam ternyata turun di makam
Jujur saja, Tasman. Aku gak berani. Desas-desus yang aku dengar, pohon asam di rumah Pak Darjo Desa X itu wingit, papar salah seorang teman kala didesak penjelasan oleh Paklik Tasman.