Tak berapa lama, laki-laki mengerikan di depan mereka tiba-tiba menghilang, lampu yang menyorot ke arah mereka juga langsung padam.
Tanpa dikomando, segera Koko dan teman-temannya berlari sambil mendorong sepeda motor mereka melanjutkan perjalanan mereka menyeberang jembatan sempit itu. mereka tidak peduli apakah di depan mereka benar-benar ada orang atau tidak.
Mereka bertekad kalau pun ada yang di tengah jembatan itu, mereka akan tetap menerjangnya apa pun yang terjadi.
Tapi anehnya, mereka seolah melewati angin. Tak ada laki-laki merangkak di jembatan maupun lampu yang menyorot tajam. Tak ada siapa-siapa dan tak ada
apa-apa di jembatan itu.
Setelah berhasil keluar dari jembatan itu, mereka mencoba menstarter sepeda motor mereka, dan… berhasil. Sepeda motor mereka kembali menyala.
Mereka pun dengan terburu-buru melajukan sepeda motor mereka pulang ke kampung mereka. Dan mereka bertekad, jika tidak ada hal darurat, mereka tidak akan melewati jembatan itu lagi setelah hari gelap.
Cukup sekali saja mereka bertemu dengan sosok penunggu jembatan di ujung kampung itu. (Dikisahkan Fery yanni di Koran Merapi) *