Maka centeng suruhan pihak Statspoorwegen menanggap kelompok kesenian Lengger Banyumasan untuk ditanggap. Dalihnya, untuk keselamatan sekaligus menghibur para pekerja pembuat jembatan.
Kelompok kesenian pun menyanggupi karena dibayar tiga kali lipat dari biasanya dan dibayar di depan.
Tiba sore hari, para pemain Lengger kemudian menempatkan peralatan di lokasi yang telah dipersiapkan yakni di lubang pondasi yang berada di tengah sungai. Sebenarnya mereka heran namun setelah diberi penjelasan oleh para centeng mereka akhirnya urung mundur.
Menjelang senja obor-obor mulai dinyalakan, dan sekitar pukul 21.00 para pemain lengger mulai turun menuju dasar konstruksi, tetabuhan dimainkan dan tayub pun digelar. Dua penari wanita menari diiringi tembang dari seorang pesinden.
Baca Juga: Kepsek Bongkar Tabiat Aura Cinta Semasa SMA: Suka Izin Syuting, Murid Populer di Sekolah
Puluhan pekerja menyaksikan tayub dari atas lubang besar yang akan dipondasi itu.
Mereka telah mempersiapkan material pondasi. Meski telah mengetahui akan ada pembunuhan massal yang terencana namun para pekerja tidak berdaya dan tidak sanggup melakukan apa-apa karena para centeng mengintimidasi serta mengawasi.
Pertunjukkan lengger yang harusnya menghibur pun menjadi mencekam.
Di tengah malam 4 obor yang dinyalakan di sudut atas lubang dimatikan oleh para centeng, tangga menuju dasar pondasi turut diangkat, yang membuat personel lengger bingung.
Di tengah kebingungan itu pekerja mulai melemparkan batu-batu besar ke bawah, atas perintah centeng. Material pondasi lainnya pun diturunkan termasuk batu coral. Material ini mengubur hidup-hidup satu kelompok kesenian lengger dalam pondasi jembatan Serayu.
Sejak itu, masyarakat setempat pada malam Rabu Wage terkadang masih terdengar suara gamelan lengger dari arah jembatan sungai. Konon saat itu para pemain lengger sedang menghibur penghuni gaib sungai serayu.
Begitulah kisah mistis jembatan kereta api Serayu. Memang di balik kemegahan konstruksi jembatan yang dibangun pemerintah kolonial terkadang ada kisah yang menyertainya.
Jembatan Kereta Api Serayu yang dibangun dibangun 1914-1915 itu kini masih kokoh walaupun sudah non-aktif diganti jembatan baru doble track. *