Ia terpisah dari temannya dan jatuh bersama tanah longsor lalu tertimbun batu besar. Namanya adalah Nyi Roro Melati.
Ia rencanannya akan kembali ke Kraton Nyai Roro Kidul tetapi sebulan sekali akan ke rumah Samsudi sebagai suaminya, yaitu pada malam Selasa Kliwon atau Jum’at Kliwon.
Benar pemilihan Kepala Dukuh sudah tiba, waktu itu jagonya ada tiga yaitu Samsudi, Misna (Puteranya Pak Lurah) dan Samsuardi (pedagang kayu) sebelum hari H nya Nyi Roro Melati memberi batu akik kepada Samsudi dan bilang :”Nanti pada waktu pemilihan akik ini harus selalu kamu pakai”. Samsudi menjawab :”Okey”.
Samsudi simbulnya pisang. Misna simbulnya padi, Samsuardi simbulnya jagung.
Pada waktu berlangsungnya pemilihan yang hadir ada 300 orang. Cara pemilihannya dengan menyoblos simbul dari masing masing jago.
Waktu itu Samsudi datang dengan memakai akik pemberian Nyi Roro Melati akik tersebut akan memancarkan cahaya masuk dalam bilik pencoblosan, tetapi cahaya tersebut tidak ada orang yang bisa melihatnya. (Dikisahkan Drs. Subagya di Koran Merapi) *