HARIAN MERAPI - Bagian kedua dari cerita misteri penumpang bus siluman, pak sopir menggelengkan kepala tak mau menerima uang.
Terdengar suara mesin bus seperti suara kereta api zaman dulu :”Jes ejes jes ejes”. Kedua penumpang yang berpakaian putih memberi tanda dengan tangannya bahwa mereka akan turun. Sopirnya pun menghentikan busnya.
Baca Juga: Cerita misteri penumpang bus siluman 1, sudah menunggu lama tak ada bus yang lewat
Dua orang berpakaian putih itu turun dari bus. Sopirnya pun juga turun dari bus dan berjalan ke selatan mengantarkan dua orang yang berjalan itu.
Hampir 15 menit sopir bus itu tidak kembali ke bus. Pak Sunarjo dan Hardi hatinya gusar mereka berpikir nanti kalau sopir bus tidak datang bagaimana dia membawa barang dagangannya ke Yogyakarta.
Akhirnya datanglah sopir bus itu lalu masuk ke dalam bus dan bus berjalan.
Pak Sunarjo melihat ke selatan arah Pak Sopir datang tadi ternyata tempat tersebut makam besar tampak pating jrenggelek batu nisan dan maejan.
Baca Juga: Cerita misteri suara petikan gitar di malam hari dari ruang kuliah 203
Demikian juga tampak beberapa pohon kamboja yang bunganya tampak berceceran di atas kuburan.
Tidak antara lama bus masuk kota Yogyakarta, waktu itu terminalnya ada di Kerkop yang sekarang untuk Purawisata.
Waktu itu ada 2 bus yang siap mau berangkat. Pak Sunarjo lalu melihat arloji baru pukul 04.18 WIB. Ia heran karena dari wates sampai Yogyakarta hanya 18 menit sedangkan tadi di jalan berhenti ± 15 menit.
Pak Sunarjo tambah heran. Kemudian Pak Sunarjo dan Hardi menurunkan barang dagangannya (sayur sayuran).
Baca Juga: Cerita misteri Mas Anton yang hobi mancing, di malam Jumat Kliwon dapat ikan raksasa siluman
Pak Sunarjo membayar biaya bus kepada Pak Sopir. Tetapi Pak Sopir menggelengkan kepalanya dan tidak mau diberi uang.
Sopir tersebut malah memberi Pak Sunarjo uang yang ada gambarnya Ratu Wihelmina, jelas itu uang yang digunakan jaman penjajahan Belanda oleh Pak Sunarjo uang tersebut lalu dimasukkan dalam saku.