Menguak misteri tumpengan weton, digelar setiap weton kelahiran owner Hamzah Batik

photo author
- Senin, 10 Juni 2024 | 18:00 WIB
Penyerahan bubur tujuh rupa sebagai salah satu ubarampe tumpengan weton. (MERAPI-HENDRO WIBOWO)
Penyerahan bubur tujuh rupa sebagai salah satu ubarampe tumpengan weton. (MERAPI-HENDRO WIBOWO)

HARIAN MERAPI - Apa itu Tumpengan Weton? Apa saja ubarampe dan apa maknanya? Misteri tumpengan weton itu terkuak mana kalai digelar setiap weton kelahiran owner Hamzah Batik.

Gatinira.... Ing Aripun Ikiii ...
Hamangetiii... Riwiyosaniraaa....
Kanjeng Nindyooo... Samaaangkeeee....
Rinenggooo budyoo luuu..hurrr
Memuleee ... mring kaadhang rekiii...
Mrih hayu kang sinedyooo...
Tan ono ing dahuuruuuu...
Panjang yuswo bagya mulyaaa...
Berkah..ira Allah Kang Maha Suciii...
Lumintu sak laminya...

Mungkin sudah jarang orang yang menggelar tumpengan weton. Salah satunya yang masih melestarikan adalah Hamzah Batik.

Baca Juga: Waspada Kasus Pornografi, Jangan Mudah Percaya Kenalan di Medsos dan Iming-iming Upah Besar

Supervising Hamzah Batik, Yetama Yeni menjelaskan kepada Koran Merapi. “Memang, kami selalu menggelar Tumpengan Weton setiap Hari Sabtu Kliwon. Ini bertepatan dengan weton kelahiran Kanjeng Nindyo atau bapak Hamzah Sulaiman, owner Hamzah Batik.” Jelasnya.

“Acara ini sudah berjalan sekitar 1 tahunan. Dimulai sejak awal 2023. Acaranya Kenduri wetonan itu terus dimeriahkan dengan acara-acara hiburan yang lain. Ada edukasi membatik, alat ATBN dll. Acaranya bervariasi. Tiap acara berubah-ubah. Tapi yang jelas acara yang pokok/intinya adalah Kenduren Weton ini.” Jelasnya.

Owner Hamzah Batik itu lahir pada 7 Januari 1950. Menurut Primbon, kelahiran Sabtu Kliwon, 17 Mulud 1881. Windu Kuntara, Lambang Langkir, Warsa Wawu, Sadrawa Mamulu, Hastawara Uma, Rakam Sanggar Waringin, Parasan Lakuning Bumi, Wuku Kuningan.

Wataknya Pandai mengambil hati orang lain sedikit angkuh tetapi bertanggung jawab atas pekerjaan. Kurang pergaulan sikapnya pemalu. Selalu berhati-hati bersikap maupun berbicara. Bersikap ramah senang bekerja buat mengisi waktu lowong. Mengagumi orang yang pintar bertutur kata. Kadang kala sering melamun dan rendah diri.

Baca Juga: Partai Golkar Raih 102 Kursi DPR, 359 Kursi DPRD Provinsi dan 2.521 Kursi DPRD Kabupaten/Kota se-Indonesia

Suasana di Hamzah Batik Malioboro yang semula meriah, mendadak sunyi saat Kidung Donga Wiyosanipun Kanjeng Tumenggung Tanoyo Hamiji Nindyo mengalun lembut. Dilantunkan oleh Misran, yang memimpin prosesi itu.

Ditemui usai prosesi, Misran menjelaskan kepada Koran Merapi, “Setiap 35 hari sekali atau selapan ndina sekali pas hari Sabtu Kliwon diadakan Memetri Tingalanipun Kanjeng Mas Tumenggung Tanoyo Hamiji Nindyo. Atau Bapak Hamzah. Beliau kan mendapat anugerah nama dari Keraton, sebagai Abdi Dalem. Kidung ini saya ciptakan sebagai persembahkan ulangtahun untuk Kanjeng Nindyo, sebagai doa. Doanya berupa Kidung Dandanggulo.” Kata Misran.

Misran lalu menjelaskan artinya. Gatinira Ing Aripun Iki, artinya Keperluan pada hari ini.
Hamangeti riwiyosanira artinya Memperingati kelahirannya. Kanjeng Nindyo Samangke artinya Kanjeng Nindyo dst (nama gelarnya). Rinenggo budyo luhur, artinya Dimeriahkan dengan acara budaya yang luhur. Memule mring kadhang reki artinya Memuliakan kepada saudaranya.”

Misran lalu menjelaskan, ”Orang Jawa itu kan punya kepercayaan, ada unsur yang menyertai diri manusia hidup di muka bumi ini, yaitu para sedulur sejati. Kita semua ini punya 4 saudara, atau sedulur papat lima pancer, kakang kawah adi ari-ari, getih lan tali pusar. Setiap orang ada yang momong atau pengasuh dan pembimbing secara metafisik. Pamomong selalu membimbing dan mengarahkan agar seseorang tidak salah langkah, supaya lakune pener lan pas.”

Baca Juga: Jawab Tantangan 7.500 Langkah Per Hari Selama Dua Pekan, DKI Jakarta Raih Rekor MURI

“Bait selanjutnya adalah : Mrih hayu kang sinedyo artinya Supaya sukses apa yang diharapkan. Tan ono ing dahuru artinya tidak ada halangan. Panjang yuswo bagya mulya, artinya Panjang umur sejahtera bahagia. Berkahira Allah Kang Maha Suci artinya Berkah dari Tuhan Yang Maha Suci. Lumintu sak lawase artinya Berlanjut selamanya.”

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X