HARIAN MERAPI - Cerita hidayah tentang tobat. Biasanya orng baru sadar dn tobat setelah dirinya jatuh sakit.
Di saat seperti itulah akan teringat dengan semua perbutan tercela di masa lalu yang pernah ia lakukan.
Sibuk dengan usahanya untuk mengejar keuntungan dan keuntungan, membuat Barna lupa bahwa waktu terus berlalu. Tak terasa dirinya sudah semakin tua dan anak-anaknya sudah menginjak dewasa.
Badannya pun mulai merasa sakit-sakitan, sementara ambisinya untuk mereguk harta sebanyak-banyaknya belum juga padam.
Sampai akhirnya fisik benar-benar tak bisa diajak kompromi, sehingga dirinya harus tergolek di rumah sakit untuk menjalani pengobatan intensif.
Di saat tubuh tidak berdaya itulah, Barna baru berpikir soal semua yang sudah dilakukannya selama ini.
Ingatannya melayang kembali ke masa kecilnya, saat sang ibu yang sudah lama dilupakan dengan sabar meladeni semua kemauan dirinya.
Baca Juga: Mengejar urusan dunia jadi lupa akhirat, ibadah pun diabaikan
Terbayang kembali ketika dirinya marah-marah karena cemburu pada adiknya Wirya, yang dibelikan mainan, tapi dengan bijak sang ibu mencoba menjadi penengah yang baik.
Baru terasa sekarang, bahwa perlakuan dirinya terhadap ibu, ayah dan adiknya selama ini sudah sangat buruk. Apalagi sejak meninggalkan kampung halaman beberapa tahun silam, dirinya nyaris tak pernah berkomunikasi dengan keluarganya.
Sehingga sampai sekarang Barna tidak tahu, bagaimana nasib kedua orangtuanya serta adiknya. Tak terasa air mata meleleh membahasi pipi Barna.
"Mah, tolong hubungi ibu dan keluargaku. Bagaimanapun caranya usahakan mereka bisa datang kesini. Saya kangen sekali dengan mereka," kata Barna pada istrinya.
Baca Juga: Inilah daftar 16 RT di Jakarta yang mengalami banjir pada Sabtu pagi
Sayang sekali, keinginan Barna untuk bertemu dengan keluarganya tidak bisa terpenuhi. Batinnya semakin tertekan, manakala yang datang hanya Wirya.
Adiknya itu memberi kabar bahwa ayah mereka sudah meninggal dua tahun yang lalu. Sementara sang ibu juga sudah sakit-sakitan, sehingga tidak bisa melakukan perjalanan jauh.
"Mengapa kamu tidak mengabari saat ayah meninggal, Wirya?" tanya Barna.