Tembang Pucung dimaknai sebagai orang meninggal yang ada di alam kubur, terungkap dalam pagelaran drama tari bertajuk ‘Sangkan Paraning Dumadi'

photo author
- Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:40 WIB
Sjamsul Hadi SH, MM dan Subiyanto SH, MM di tengah para pendukung pagelaran Sangkan Paraning Dumadi. (MERAPI-EKSOTIKA DESA)
Sjamsul Hadi SH, MM dan Subiyanto SH, MM di tengah para pendukung pagelaran Sangkan Paraning Dumadi. (MERAPI-EKSOTIKA DESA)

HARIAN MERAPI - Makna yang terkandung dalam tembang Magatruh dalam budaya Jawa, yaitu ketika manusia mengalami kematian.

Tembang ini berisi nasihat agar setiap orang mempersiapkan diri menuju akhirat yang kekal abadi. Biasanya tembang ini digunakan untuk menggambarkan duka-cita, rasa penyesalan atau kesedihan.

Sedang tembang Pucung atau pocong sering dimaknai sebagai orang meninggal yang ada di alam kubur.

 Baca Juga: Pagelaran Ritual 'Sangkan Paraning Dumadi' di Borobudur Magelang menggambarkan perjalanan hidup manusia

Tembang pucung ini diibaratkan tahapan terakhir perjalanan kehidupan manusia, yaitu berada di dalam alam baka.

Tembang ini menceritakan hal-hal yang lucu untuk menghibur hati. Walaupun sifatnya jenaka, isi dari tembang Pucung ini mengandung nasihat yang bijak untuk menyelaraskan kehidupan antara manusia, lingkungan, alam dan dengan Sang Pencipta.

Tahapan-tahapan kehidupan yang melambangkan perjalanan hidup manusia itu, diekspresikan oleh Sanggar Tari Avadana dalam sebuah pagelaran drama tari kontemporer dan teatrikal dengan tajuk ‘Sangkan Paraning Dumadi, Hulu sekaligus muara segalanya’, dengan tema ‘Ngerti saka ngendi asale, eling ngendi baline’.

Pagelaran ini diselenggarakan oleh komunitas peduli lingkungan dan kebudayaan Lembaga Swadaya Masyarakat ‘Eksotika Desa’

 Baca Juga: Ritual 'Sangkan Paraning Dumadi', tembang Asmarandana menggambarkan perasaan hati yang bahagia sekaligus pilu dan sedih karena dilanda asmara

dan lembaga lainnya sebagai mitra teknis untuk mendukung kegiatan Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Dirjen Kebudayaan Kemendikbud di Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Ngargogondo Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jum’at, 22 Desember 2023 yang lalu.

Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Sjamsul Hadi, SH.,MM., sangat mengapresiasi ragam budaya spiritual yang ada di wilayah Borobudur yang digelar melalui ‘happening art’ ritual daur hidup ini.

“Dengan menyimak ritual pagelaran seni ini, kita dapat mengintrospeksi diri masing-masing, perjalanan hidup nanti tujuannya ke mana,” kesannya.

Ini sebuah karya adiluhung dengan kemasan dan ekspresi yang tidak lepas dari akar budaya yang ada, dalam rangka melestarikan kearifan lokal.

Baca Juga: Ribuan buruh bekerja tanpa status, FPB Sukoharjo khawatir hak pekerja tak terpenuhi

Camat Borobudur, Subiyanto, SH.,MM menjelaskan, di wilayah Kecamatan Borobudur masih banyak potensi budaya yang bisa digali untuk digarap dan dikembangkan menjadi obyek wisata budaya yang menarik.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X