Ritual 'Sangkan Paraning Dumadi', tembang Asmarandana menggambarkan perasaan hati yang bahagia sekaligus pilu dan sedih karena dilanda asmara

photo author
- Sabtu, 11 Mei 2024 | 17:40 WIB
Tembang Asmarandana menggambarkan tahap memadu cinta-kasih dengan pasangan hidupnya.  (MERAPI-EKSOTIKA DESA)
Tembang Asmarandana menggambarkan tahap memadu cinta-kasih dengan pasangan hidupnya. (MERAPI-EKSOTIKA DESA)

HARIAN MERAPI - Ada 11 (sebelas) tembang Jawa dalam Macapat yang menggambarkan perjalanan hidup manusia, dari mana berasal dan ke mana pada akhir kehidupannya.

Makna tembang itu digambarkan dalam Pagelaran Ritual 'Sangkan Paraning Dumadi' di Balai Ekonomi Desa) Ngargogondo Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, 22 Desember 2023 silam.

Kegiatan ini digelar komunitas peduli lingkungan dan kebudayaan Lembaga Swadaya Masyarakat ‘Eksotika Desa’ sertag lembaga lainnya sebagai mitra teknis untuk mendukung kegiatan Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Dirjen Kebudayaan Kemendikbud.

 Baca Juga: Pagelaran Ritual 'Sangkan Paraning Dumadi' di Borobudur Magelang menggambarkan perjalanan hidup manusia

Tembang Asmarandana berasal dari kata “asmara” dan “dahana” atau api. Artinya, “api asmara” atau “cinta kasih”. Tembang ini menceritakan perjalanan hidup manusia yang berada dalam tahap memadu cinta-kasih dengan pasangan hidupnya.

Tembang Asmarandana juga menggambarkan perasaan hati yang bahagia sekaligus pilu dan sedih karena dilanda asmara.

Tembang Gambuh berarti ‘cocok’ atau jodoh. Tembang Gambuh ini menggambarkan seseorang yang telah berhasil menemukan pasangan hidupnya.

Tembang Gambuh digunakan untuk menyampaikan cerita dan nasihat dalam kehidupan seperti kebersamaan, rasa persaudaraan dan toleransi.

Baca Juga: 18 lulusan SMAN 3 Bantul tahun 2024 diterima PTN melalui jalur prestasi, Naik 300 Persen

Tembang Dhandhanggula berasal dari kata “dhangdhang” atau berharap. Namun, ada juga yang menganggapnya berasal dari kata “gegadhangan” yang artinya harapan, angan-angan atau cita-cita.

Sedangkan untuk kata ‘gula’ berati rasa manis, bahagia atau indah.

Tembang Dhandhanggula bermakna “berharap sesuatu yang indah atau yang manis”. Tembang ini digunakan sebagai pembuka untuk menjabarkan berbagai ajaran kebaikan, ungkapan rasa cinta serta kebahagiaan.

Tembang Durma menggambarkan sifat-sifat berontak, amarah, serta nafsu berperang. Tembang ini menunjukkan sifat atau watak manusia yang angkuh, sombong, serakah, mudah emosi, suka mengumbar hawa nafsu dan berbuat semena-mena terhadap sesama.

Baca Juga: Viral! Kepala Kantor UPBU Kolaka ajak Youtuber asal Korea Selatan ke hotel, dibebastugaskan deh...

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Cerita misteri saat pentas malam pelepasan mahasiswa KKN

Sabtu, 13 September 2025 | 22:00 WIB
X