HARIAN MERAPI - Cerita misteri tentng peri penyuka sesama 1, di kampungku ada wanita cantik layaknya bintang film.
Istilah lesbian atau penyuka sesama biasanya ada pada manusia. Namun dalam cerita misteri kali ini dialami roh halus alias peri.
Puluhan tahun yang lalu di kampungku (dusunku) Krengseng ada jenis peri yang lesbian. Di kampungku itu ada seorang wanita cantik yaitu Sri Hapsari (nama samaran). Usianya 20 tahun, ia bekerja di salah satu toko di kota Kabupaten.
Ia bekerja pada pagi hari sampai sore hari, tetapi juga sering bekerja sore sampai malam hari. Jarak dari rumahnya sampai tempat ia bekerja kurang lebih ada 7 km.
Biasanya ia naik sepeda motor dan sepeda motornya dititipkan di rumah Buliknya yang jaraknya dari rumahnya ada 2 km. Rumah Buliknya itu ada di tepi jalan aspalan.
Motornya dititipkan di rumah Buliknya karena jalan dari rumahnya sampai di tempat buliknya belum aspalan. Kalau musim penghujan jalan itu sangat becek.
Sri Hapsari memang termasuk karyawan yang rajin. Setelah tamat SMA ia tidak meneruskan kuliah tetapi memilih untuk bekerja sebagai karyawan toko.
Pukul 07.10 WIB ia telah berangkat bekerja. Setelah sampai tempat kerja lalu menyiapkan barang yang akan dijual. Pukul 08.00 WIB tokonya mulai buka.
Kemudian ia melayani para pembeli. Sore hari ia pulang. Pada suatu hari, Sri Hapsari pulang pukul 18.00 WIB agak petang karena di tokonya ada pertemuan.
Waktu itu hujan rintik-rintik. Ia pun menitipkan sepeda motornya di rumah Buliknya. Setelah beristirahat sebentar, kemudian ia pulang menempuh jalan yang tidak aspalan.
Baru saja berjalan, lebih kurang 1 km ia mendengar sapaan dari barat jalan tepatnya dari bawah pohon serut yang daunnya rindang sampai tanah. “Sampai malam, Mbak?”
Sri Hapsari segera menjawab : “Ya, ada acara” Kemudian ia melihat ke kiri, astaga ada wanita cantik berpakaian layaknya bintang film.