Dia mencarinya kesana kemari sambil membawa dompet karena merasa belum membayar jasa si bengkel yang menolongnya. Belum lagi ketemu yang dicari mendadak dari gang kecil di kampung itu muncul banyak warga yang membawa besek berkatan.
Baca Juga: Kembali Terpilih Jadi Ketum MES, PBNU Dukung Erick Thohir dalam Kembangkan Ekonomi Syariah
“Mencari apa, Pak?” tanya salah seorang dari mereka yang juga menyangga genduren.
“Mencari Kang Pardal. Tadi sepeda saya rusak, pedalnya pothol dan hilang entah kemana. Baru saja Kang Pardal menolongku memberi lungsuran pedal sekaligus memasangkannya.?”
Bapak pembawa besek gendurenan itu berbisik kepada Pakdhe Sarijo, “Stststttt... Pardal itu sudah meninggal. Lha ini tadi aku turut slametan tujuh harinya.”
“Haaaahhh...?”, Pakdhe Sarijo terperangah heran dan agak sedikit ketakutan.
“Tenang sajalah, Pak. Di sini kejadian seperti itu biasa. Jika ada warga yang meninggal dhanyange penunggu kreteg sebelah timur itu sering menampakan diri dengan menyaru seperti orang yang meninggal tersebut. Jadi bapak tak perlu takut!”. -Semua nama samaran. (Seperti dikisahkan Akhiyadi di Koran Merapi) *