Kulitnya hitam meski tidak legam seperti orang Negro. Berambut keriting dan sorot matanya amat tajam. Pak Harun menyapa anak itu dengan ramah. Namun yang disapa diam seribu bahasa.
Sepertinya tidak berkenan atas kedatangannya. Terlihat dari raut mukanya yang sangat tidak bersahabat. Tanpa diduga, tiba- tiba anak itu berteriak sangat keras.
Baca Juga: Gojek Luncurkan GoCampus Ambassador, Ada Uang Saku Buat Mahasiswa Terpilih
“Aku tidak mau disunaaat…! Kalau mau menyunat, sunatlah Bapakku sajaaa…!” teriaknya sambil tangannya menunjuk ke arah Bapaknya.
Diluar perkiraan, anak berkulit hitam tersebut mengamuk sejadi-jadinya. Apa pun barang yang dipegang, dibanting atau dilemparkan.
Tak hanya sampai disitu, kabel-kabel listrik pun tanpa ampun dia cabuti dan dia obrak-abrik. Pet…! Rumah besar yang semula bermandi cahaya, menjadi gelap pekat dan sunyi-senyap.
Hanya terdengar suara jengkerik dan binatang malam. Pak Harun terduduk. Ketika tangannya meraba-raba, ternyata barang dingin yang dia duduki adalah sebuah batu nisan. (Seperti dikisahkan FX Subroto di Koran Merapi) *