HARIANMERAPI.COM - Cara terbaik terhindar dari paparan cacar monyet adalah meminimalkan kontak antar manusia dengan penderita (karier).
Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik Siloam Hospitals Jogja, dr. Ludhang Pradipta R M. Biotech Sp.MK. mengutarakan, penularan cacar monyet yang disebabkan virus monkeypox ini melalui kontak erat.
"Dari kasus yang ada didapatkan risiko lebih tinggi pada individu prilaku seks menyimpang (MSM),” ungkap Ludhang Pradipta dalam edukasi bincang sehat bertajuk 'Waspada Cacar Monyet Kenali Gejala dan Pencegahannya' yang digagas manajemen Siloam Hospital Jogja, Selasa (9/7/2022).
Baca Juga: Hasil pemeriksaan laboratorium negatif, Kemenkes : belum ada kasus cacar monyet di Indonesia
Meski laporan kasus penyakit cacar monyet belum ada di Indonesia namun masyarakat tetap perlu waspada karena virus ini menular dari manusia ke manusia .
Menurut Ludhang Pradipta, cacar monyet merupakan penyakit zoonosis, disebabkan virus Monkeypox. Penyakit ini biasanya dimulai dengan fase inkubasi panjang rentang 5-21 hari.
Kemudian fase demam yang gejalanya mirip dengan flu, termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot, kedinginan, kelelahan, dan pembengkakan kelenjar getah bening (limfadinopati).
Lantas berkembang fase ruam, di mana permukaan kulit muncul ruam kemerahan.
Baca Juga: Yang harus kamu tahu tentang cacar monyet
"Infeksi virus ini ditandai dengan perubahan ujud kelainan di kulit yang sekilas hampir serupa dengan cacar air," sambungnya.
Menurutnya, edukasi terbaik untuk terhindar dari virus monkeypox adalah mencegah kontak erat.
“Pengobatan sebenarnya hanya untuk mengurangi gejala yang muncul, terutama nyeri dibagian kulit yang tampak ruam dan bintil. Adapun data tentang vaksin juga baru tersedia di beberapa negara endemi, belum sampai di Indonesia sejauh ini," ungkapnya.
Baca Juga: Omicron Varian Baru BA.2.75 sudah masuk Indonesia, ini kasusnya
Penularan Antar Manusia