PR YAKKUM Suarakan Kepedulian Kesehatan Jiwa Hingga Level Desa dengan Luncurkan Buku Panduan Desa

photo author
- Jumat, 25 Oktober 2024 | 18:55 WIB
Peluncuran Buku Panduan Desa Ramah Kesehatan Jiwa oleh PR YAKKUM, Kamis (24/10/2024).   (Wahyu Turi K)
Peluncuran Buku Panduan Desa Ramah Kesehatan Jiwa oleh PR YAKKUM, Kamis (24/10/2024). (Wahyu Turi K)

HARIAN MERAPI - Dalam memperingati Hari Kesehatan Jiwa se-Dunia, Pusat Rehabilitasi (PR) YAKKUM meluncurkan Buku Panduan Desa Ramah Kesehatan Jiwa pada Kamis (24/10/2024) kemarin.

Proyek Manajer Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat PR YAKKUM, Siswaningtyas mengatakan, selaras dengan tema Kerja Cerdas untuk Kesehatan Jiwa Menuju Indonesia Emas, buku tersebut berkonsentrasi pada bagaimana menciptakan lingkungan yang sehat jiwa dan ramah baik di lingkungan kerja maupun di lingkungan masyarakat.

"Jadi itu supaya menjadi kesadaran baik dari individu dan warga bahwa itu penting. Sama-sama pentingnya menjaga kesehatan jiwa dan kesehatan fisik," kata Swastiningtyas.

Baca Juga: Buka Retreat, Prabowo Ajak Para Anggota Kabinet Merah Putih untuk Olahraga dan Latihan Baris Berbaris

Buku tersebut memperkenalkan bagaimana desa mau dan mampu untuk peduli terhadap kesehatan jiwa. Desa sebagai pemerintah terdekat masyarakat diharapkan bisa memberikan kontribusi, baik itu pendampingan kepada keluarga dan individu yang mengalami gangguan jiwa.

"Kenapa pakai terminologi desa dan tidak kalurahan, karena harapannya ini juga dipahami tidak hanya di wilayah DIY. Semua wilayah itu punya sumber daya untuk bersama-sama terutama di layanan kesehatan jiwa masyarakat,"
terangnya.

Menurutnya, akses layanan kesehatan jiwa perlu disuarakan kepada masyarakat. Sebab hal itu bukan sesuatu yang tabu dan menjadi kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan data survey kesehatan Indonesia tahun 2023, DIY menduduki peringkat pertama wilayah yang memiliki masalah gangguan jiwa, terutama kategori gangguan jiwa berat. Mereka umumnya berusia antara 15-24 tahun atau merupakan Generasi Z.

Baca Juga: Tiga Orang Pemuda Jadi Korban Penganiayaan Orang Tak Dikenal di Dua Tempat Berbeda di Gamping

Meski demikian, hal itu juga menunjukkan tren positif lantaran meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap deteksi dini masalah gangguan jiwa.

"Tapi itu di satu sisi juga bagus karena ada sistem deteksi dini akhirnya nanti screening jiwa yang lebih massif daripada wilayah-wilayah yang lainnya," jelasnya.

Melalui deteksi dini masalah gangguan jiwa, lanjutnya, perlu respon kasus mulai dari sisi preventif, kuratif, rehabilitatif. Sementara peluncuran buku tersebut merupakan bagian dari promosi untuk lebih peduli terhadap masalah kesehatan jiwa.

Baca Juga: Dua Pengedar Pil Koplo Ditangkap di Jalan Raya Pringsurat

"Misalnya oh ini kayanya individu mengalami stres dan itu secepat mungkin mengakses layanan terdekat, apakah itu puskesmas atau psikolog," sambungnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X