Biaya produksi tinggi perajin tahu dan tempe Sukoharjo keberatan harga kedelai naik

photo author
- Rabu, 19 Oktober 2022 | 15:30 WIB
Perajin tahu dan tempe Sukoharjo keberatan harga kedelai naik. ( Foto: Wahyu Imam Ibadi)
Perajin tahu dan tempe Sukoharjo keberatan harga kedelai naik. ( Foto: Wahyu Imam Ibadi)


HARIAN MERAPI - Harga kedelai melonjak hingga Rp 13.000 per kilogram lebih. Kondisi tersebut berdampak pada beban berat kenaikan biaya produksi perajin tahu dan tempe.

Dampak lain dirasakan pada kenaikan harga tahu dan tempe dipasaran. Akibatnya dikeluhkan pembeli mengingat beban hidup masyarakat semakin berat.

Perajin tahu asal Desa Ngabeyan, Kecamatan Kartasura Purnomo, Rabu (19/10/2022) mengatakan, kedelai yang dipakai untuk produksi tahu merupakan barang impor.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aries 20 Oktober 2022, sukses merayu sosok yang menarik lewat keahlian berkata-kata

Harga dalam satu tahun terakhir sudah mengalami kenaikan tiga kali lebih. Kondisi tersebut membuat beban berat bagi perajin karena menambah biaya produksi.

Perajin tahu sengaja memakai kedelai impor karena memiliki ukuran besar dan mudah didapat. Harga kedelai sebelumnya dipatok Rp 8.000-Rp 9.000 per kilogram pada awal tahun 2022 lalu, kemudian naik menjadi Rp 11.000-Rp 12.000 per kilogram pada pertengahan tahun 2022 dan sekarang naik lagi menjadi Rp 13.000 per kilogram.

Kenaikan harga kedelai terus berlanjut tersebut membuat perajin tahu di Desa Ngabeyan Kecamatan Kartasura keberatan. Sebab kondisi sekarang dihadapkan pada kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok, salah satunya bahan bakar minyak (BBM).

Baca Juga: Tahun 2021 dan 2022 Pemkab Sukoharjo raih penghargaan JDIH terbaik II nasional

"Dengan harga lama saja keberatan, apalagi sekarang naik lagi Rp 13.000 per kilogram lebih. Jelas memberatkan dan membuat perajin tahu harus menanggung beban berat biaya produksi naik tinggi," ujarnya.

Purnomo mengatakan, keberatan dengan tingginya harga kedelai sudah disampaikan resmi kepada pemerintah baik Pemkab Sukoharjo maupun pemerintah pusat melalui paguyuban. Namun demikian sampai sekarang belum ada hasilnya. Justru para perajin tahu di Desa Ngabeyan, Kecamatan Kartasura harus menghadapi kenyataan adanya kenaikan lagi harga kedelai Rp 13.000 per kilogram.

"Disatu sisi harga kedelai terus naik dan biaya produksi tinggi. Disisi lain kami tetap harus kerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Belum lagi hasil produksi sering diprotes pembeli karena harga ikut naik atau ukuran tahu diperkecil," lanjutnya.

Baca Juga: Dirut PT PSS Andywardhana mundur dari PSS Sleman

Perajin tahu dengan kondisi tingginya harga kedelai melakukan siasat agar biaya produksi tidak terus bertambah berat dengan menaikan harga dan memperkecil ukuran tahu. "Untuk perajin tempe juga sama, sebab mereka juga pakai kedelai impor dan harganya tinggi sekarang," lanjutnya.

Pedagang Pasar Kartasura Datik, mengatakan, harga tahu dan tempe sudah naik. Tapi ada beberapa pedagang lainnya tetap menjual dengan harga sama karena kiriman dari produsen atau perajin tahu dan tempe yang memperkecil ukuran.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB
X