Di tengah berbagai tantangan global, pemulihan ekonomi Nasional sudah 'on the track'

photo author
- Selasa, 2 Agustus 2022 | 21:23 WIB
Ilustrasi pemulihan ekonomi nasional. (foto: pixabay)
Ilustrasi pemulihan ekonomi nasional. (foto: pixabay)

HARIAN MERAPI - Aktivitas ekonomi domestik terus menunjukkan tren pemulihan.

Kinerja impresif pada aktivitas sektor riil pun menjadi bukti ketahanan ekonomi domestik di tengah berbagai tantangan global yang terus berlangsung.

Angka Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Juli 2022 kembali berada di level ekspansif yakni pada posisi 51,3.

Baca Juga: Mulai panen tembakau, APTI surati Presiden Jokowi, ini permintaan para petani...

Posisi PMI Juli 2022 juga lebih tinggi jika dibandingkan bulan sebelumnya (Juni 2022) yang sebesar 50,2.

Bahkan, level ekspansi Indonesia masih di atas beberapa negara ASEAN lainnya.

“Tentu pencapaian ini tidak terlepas dari peran berbagai pihak dalam proses percepatan pemulihan aktivitas ekonomi pasca pandemi Covid-19, khususnya dalam mendorong peningkatan permintaan domestik dan mendukung kegiatan dunia usaha,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Chief Economist Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan tren tersebut didorong oleh berbagai kebijakan pemerintah seperti pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas di berbagai daerah serta berbagai kondisi yang mendorong faktor permintaan.

"Ini memang didukung oleh permintaan baru yang meningkat juga, menguat, tadi ada kondisi ekonomi masyarakat, mobilitas masyarakat mulai meningkat, sehingga orang mulai belanja, orang mulai traveling, orang mulai kegiatan offline. Jadi makanya permintaan terhadap produk-produk baik produk barang tahan lama maupun barang tidak tahan lama meningkat. Makanya aktivitas di industri manufaktur juga cenderung meningkat dibandingkan kondisi beberapa bulan terakhir ini," ungkap Joshua.

Baca Juga: Capaian vaksinasi booster baru 22 Persen, begini terobosan yang dilakukan Dinkes Temanggung

Peningkatan permintaan juga dipengaruhi oleh meningkatnya daya beli masyarakat di beberapa wilayah Indonesia karena harga komoditas. Seperti masyarakat sentra sawit di Sumatera yang terbantu dengan naiknya harga crude palm oil (CPO) dan masyarakat Kalimantan yang terbantu dengan naiknya harga komoditas batubara.

"Kuartal tiga dan empat, sampai akhir tahun ini, kita melihat tingkat konsumsi masyarakat juga cenderung akan lebih meningkat dibandingkan tahun lalu. Ditambah lagi dengan dampak harga komoditas di beberapa wilayah, konsumsi masyarakat terbantu dengan harga komoditas misalkan di Sumatera. Beberapa provinsi kan mengandalkan sawit, makanya pendapatan mereka juga meningkat sehingga keinginan untuk belanja meningkat," tambahnya.

Joshua memprediksi tren kenaikan itu akan bertahan hingga akhir tahun. Hal itu didorong oleh kebijakan pelonggaran pembatasan mobilitas yang menghidupkan sektor wisata dan normalnya mobilitas masyarakat. Hal itu menjadi sebab potensi konsumsi rumah tangga mestinya akan tetap bisa menopang prospek ekonomi pada jangka pendek dan menengah.

Meski demikian, Joshua mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai inflasi global yang terkerek akibat perang Rusia-Ukraina. Pemerintah diharap mampu menstabilkan harga komoditas dalam negeri karena sangat sensitif bagi konsumsi masyarakat.

"Kita lihat bahwa tingkat inflasi ini masih menjadi hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah. ditambah lagi tentunya adalah bagaimana belanja-belanja pemerintah harus terarah dan produktif," tandasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB
X