BI dorong pendalaman pasar keuangan lewat peningkatan volume transaksi dan pembentukan harga yang lebih kredibel

photo author
- Minggu, 28 September 2025 | 15:25 WIB
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyampaikan sambutan dalam acara penandatanganan Perjanjian Induk Derivatif Antarbank dan peluncuran Matchmaking Overnight Index Swap (OIS) di Jakarta, Jumat (26/9/2025).  (ANTARA/HO-Bank Indonesia)
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menyampaikan sambutan dalam acara penandatanganan Perjanjian Induk Derivatif Antarbank dan peluncuran Matchmaking Overnight Index Swap (OIS) di Jakarta, Jumat (26/9/2025). (ANTARA/HO-Bank Indonesia)

HARIAN MERAPI - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menegaskan bank sentral terus mendorong pendalaman pasar keuangan melalui peningkatan volume transaksi dan pembentukan harga yang lebih kredibel.

Destry melalui keterangan tetulis yang diterima di Jakarta, Minggu (28/9/2025), mengatakan di pasar uang, fokus diarahkan pada transaksi repo dan Overnight Index Swap (OIS) yang mengacu pada suku bunga acuan INDONIA.

Sedangkan di pasar valuta asing (valas), penguatan dilakukan lewat Domestic Non-Deliverable Forward(DNDF) dan FX Swap, dengan referensi kurs JISDOR serta kurs acuan non-USD/IDR.

Adapun pada Jumat (26/9), BI telah meluncurkan matchmaking OIS.

Destry menjelaskan bahwa matchmaking OIS berfungsi memfasilitasi pencocokan transaksi antarbank sehingga harga terbentuk lebih efisien dan interaksi pasar lebih lancar.

Baca Juga: Anda suka makanan pedas ? Hati-hati, jangan terlalu sering, karena bisa berdampak ini

Ketersediaan suku bunga acuan berbasis INDONIA juga diharapkan memperkuat mekanisme harga instrumen OIS yang bersifat forward looking.

BI mencatat perkembangan positif di pasar valas. Hingga Agustus 2025, rata-rata harian transaksi DNDF mencapai 212 juta dolar AS atau sekitar sepuluh kali lipat lebih tinggi dibanding awal penerapannya pada 2018. Menurut BI, capaian tersebut masih perlu terus ditingkatkan.

“Tentunya BI tidak bisa sendirian, perlu sinergi dan kerja sama kita bersama," ujar Destry seperti dilansir Antara.

Sejalan dengan itu, menurut Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae, penggunaan INDONIA sebagai acuan OIS merupakan langkah strategis untuk meningkatkan kredibilitas, transparansi, dan efektivitas suku bunga rupiah, sejalan dengan reformasi suku bunga global.

Baca Juga: Begini cara Kemenkes kampanye dampak buruk merokok

OJK berkomitmen melakukan pemantauan, pendampingan, dan mendorong pemanfaatan instrumen berbasis INDONIA agar memberi manfaat optimal bagi stabilitas sistem keuangan.

“Dengan sinergi seluruh pemangku kepentingan, kita optimis pasar keuangan Indonesia semakin kompetitif dan berdaya saing global," ujar Dian.

Dari sisi industri, dukungan nyata ditunjukkan dengan penandatanganan 105 kontrak perjanjian induk derivatif baru dan 23 komitmen kontrak penerapan margin oleh 56 bank.

Langkah tersebut mencerminkan keseriusan perbankan untuk memperkuat fondasi pasar domestik, khususnya dalam pengembangan OIS dan DNDF.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Widyo Suprayogi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB
X