Resign dari rumah sakit Freeport wanita asal Bantul ini pulang kampung kembangan budidaya anggrek

photo author
- Selasa, 3 Juni 2025 | 10:30 WIB
  Sri Widyastuti saat merawat anggrek yang masih kecil di kebun samping rumah (Foto: Yusron Mustaqim)
Sri Widyastuti saat merawat anggrek yang masih kecil di kebun samping rumah (Foto: Yusron Mustaqim)



HARIAN MERAPI - Bagi Sri Widyastuti (52) mengembangkan budidaya anggrek tak hanya sebatas hobi.

Dengan modal ketekunan dan ketelatenan dalam mengelola sekaligus bisnis jual beli anggrek kini menjadi salah satu ajang bisnis yang sangat menjanjikan.

Bahkan kini budidaya anggrek yang dikenal dengan nama Widy Orchid yang dikembangkan di sekitar rumahnya di Dusun Mriyan Donotirto Kretek Bantul menjadi sumber penghasilan utama.

Baca Juga: Simon Tahamata Siap Menolong Sepak Bola Indonesia

Bahkan ia rela pensiun dini dari pekerjaan sebagai analis kesehatan di rumah sakit milik PT Freeport Indonesia selama 10 tahun.

"Setelah bekerja selama 10 tahun, saya memutuskan untuk pulang ke kampung halaman untuk mengembangkan anggrek. Karena dulu disela-sela bekerja di Papua tepatnya di daerah Timika saya telah menanam anggrek," ujar Sri saat ditemui wartawan di rumah sekaligus tempat budidaya anggrek Dusun Mriyan kepada wartawan, belum lama ini.

Setelah pulang ke kampung pada Januari 2018, Sri mengembangkan budidaya anggrek sambil mengasah skill maupun kemampuan dalam merawat anggrek.

Karena merawat tanaman ini membutuhkan pengetahuan dan keahlian khusus dibanding tanaman hias lain.

Baca Juga: Buruh Tani Makin Berkurang, Bupati Gunung Kidul Endah Subekti Sebut Mekanisasi Pertanian Jadi Keniscayaan

Untuk itu ia pernah belajar cara budidaya anggrek di Semarang Jawa Tengah dan belajar secara online melalui YouTube. Setelah itu usaha anggrek milik Sri ini berkembang pesat dan kebanyakan dijual secara online.

Tak hanya datang dari sekitar tempat tinggalnya namun pembeli datang dari seluruh wilayah di Indonesia seperti Aceh sampai Papua.

Untuk harga tanaman anggrek di Widy Orchid dijual paling murah dengan harga Rp 20 ribu berupa bibit anggrek jenis keriting.

Sedangkan untuk tanaman anggrek dijual paling mahal mencapai Rp 17 juta jenis anggrek Capung Jawa yang tergolong langka.

Hasil dari usaha anggrek tersebut tak kalah dengan gaji sebagai seorang karyawan.

Baca Juga: Patrick Kluivert Puas dengan Pemain-pemain Baru Timnas Indonesia

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

INSTAR Beri Pengakuan atas Praktik Keberlanjutan IFG

Selasa, 16 Desember 2025 | 18:40 WIB
X