HARIAN MERAPI - Pengalaman beragama sangat penting bagi seorang muslim dalam upaya untuk meraih keimanan dan ketakwaan yang kuat
Firman Allah SWT: “Janganlah kamu mengikuti suatu pendirian tanpa pengetahuan yang meyakinkan, sebab pendengaran, penglihatan dan hati itu masing-masing akan dimintai pertanggungan jawab”. (QS. Al-Isra’, 17:36).
Orang akan tangguh menghadapi tantangan dalam beragama apabila ia dalam memilih agama dan beragama atas kesadaran, bukan sekadar berasal dari keturunan dan pengaruh lingkungan belaka.
Baca Juga: Ari Lasso Unggah Momen Konser di JIS, Netizen: Dewa 19 Bukan Band, Tapi Sebuah Keluarga
Untuk itu seseorang dituntut untuk memiliki : (1) pengetahuan yang memadahi tentang agama itu dan,
(2) pengalaman mengamalkan agama yang dianut secara proporsional.
Dengan demikian upaya mengkaji dalil atau teks ajaran agama (Al-Qur’an dan Al-Hadits) serta belajar dari pengalaman mengamalkan Islam yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan menjadi sangat diperlukan untuk mempertebal hidup keberagamaannya.
Pengalaman beragama adalah perasaan yang muncul dalam diri seseorang setelah menjalankan ajaran agama.
Pengalaman beragama disebut juga pengalaman spiritual, pengalaman suci, atau pengalaman mistik seseorang.
Pengalaman beragama mempunyai peranan penting dalam mengatur/mengorganisasikan dan mengarahkan kehidupan sosial seseorang dalam kehidupan sosialnya.
Baca Juga: Pilot Susi Air Phlip Max Marthin yang Hilang Kontak di Papua Masih Dicari Aparat Gabungan
Pengalaman beragama juga menolong seseorang menjaga norma-norma sosial dan kontrol sosial di masyarakatnya.
Ia mensosialisasikan individu dan melakukan kontrol baik terhadap individu maupun kelompok dengan berbagai cara menuju kepada derajat ketakwaan.
Pengalaman beragama seseorang juga akan mencakup pada aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor dalam praktik hidup beragama.
Beberapa hal perlu dipahami kaitannya dengan pengalaman beragama seseorang: