Pembunuhan Parjiyem, Sadis dan Tragis, Benarkah Hanya Karena Utang Rp 2 Juta?

photo author
- Minggu, 5 September 2021 | 21:14 WIB
Polisi melakukan olah TKP di lokasi penemuan mayat korban Pariyem di Sungai Nyoho Dusun  Jetis Caturharjo Sleman. (Foto: Humas Polsek Sleman)
Polisi melakukan olah TKP di lokasi penemuan mayat korban Pariyem di Sungai Nyoho Dusun Jetis Caturharjo Sleman. (Foto: Humas Polsek Sleman)

KASUS pembunuhan Parjiyem (40), warga Ganjuran Caturharjo Sleman, Minggu (5/9/2021) pagi, sungguh sangat sadis dan tragis. Sadis dilihat dari cara membunuhnya, yakni pelaku SW (59) yang tak lain adalah tetangganya, mengepruk korban dengan batu mengenai tengkuk dan rahang.

Korban kemudian diseret dan diletakkan begitu saja di tepi Sungai Nyoho Dusun Jetis RT 05/014 Caturharjo Sleman, hingga kemudian ditemukan dalam keadaan meninggal oleh warga sekitar.

Tragisnya, pembunuhan itu dipicu gara-gara masalah utang piutang, sebesar Rp 2 juta. Sebelum terjadi pembunuhan sadis, SW hendak menagih utang dengan mendatangi Parjiyem yang saat itu sedang mencuci di sungai. Sempat terjadi cekcok hingga kemudian berakhir dengan pembunuhan.

Baca Juga: Motif di Balik Pembunuhan Dita, Kok Pelaku Begitu Tega ?

Ya, hanya gara-gara uang Rp 2 juta nyawa melayang. Nilai uang seberapapun tentu tidak sebanding dengan nyawa.

Peristiwanya begitu cepat, dan polisi pun cepat mengungkapnya karena alat buktinya sangat kuat. Sebab, sesaat setelah membunuh Parjiyem, SW melaporkan kepada anaknya dirinya baru saja membunuh Parjiyem.

Sontak sang anak terkejut dan langsung memberi tahu tetangga. Mungkin lantaran panik dan takut, SW mengambil jalan pintas gantung diri menggunakan tali.

Dengan meninggalnya SW, penanganan kasus pun tak dapat diteruskan. Ini didasarkan pada ketentuan Pasal 77 KUHP yang menyatakan, kewenangan menuntut pidana hapus, bila si tertuduh meninggal dunia.

Baca Juga: Pinangki, Apa yang Kau Cari ?

Jadi dalam kasus ini tidaklah mungkin berlanjut dengan melakukan penyidikan kasus pembunuhan terhadap Parjiyem karena si tertuduh atau tersangka, yakni SW telah meninggal.

Meski demikian, polisi tetap perlu melakukan penyelidikan atau mengumpulkan keterangan terkait peristiwa tersebut. Tindakan demikian tentu tidak sia-sia-- sekalipun tidak mungkin membawa tersangka ke pengadilan karena SW telah meninggal—melainkan untuk bahan kajian dan evaluasi agar peristiwa serupa tidak terulang.

Pun polisi masih perlu mengumpulkaan keterangan, misalnya apakah pembunuhan sadis itu semata karena masalah utang-piutang, atau ada faktor lain, misalnya dendam dan sebagainya. Tentu tindakan ini bukan dimaksudkan untuk mencari-cari kesalahan, melainkan untuk memastikan motif dari peristiwa pembunuhan terhadap Parjiyem.

Baca Juga: Pramugari Terpikat Pemuda Pengangguran

Untuk kepentingan tersebut, polisi masih harus mencari keterangan saksi, terutama tetangga atau orang yang dekat dengan korban maupun pelaku. Jadi, diharapkan pengungkapan kasus pembunuhan Parjiyem benar-benar komprehensif.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Perlu penertiban pengamen di Jogja 

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:00 WIB

Begini jadinya bila klitih melawan warga

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Juragan ikan ketipu perempuan, begini modusnya

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ngeri, pekerja tewas di septic tank, ini gara-garanya

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pak Bhabin kok urusi kawin cerai

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:30 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Waspadai bukti transfer palsu

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:30 WIB
X