MELALUI orang tua, anak belajar kehidupan dan mengembangkan seluruh aspek kepribadiannya. Pada masa kanak-kanak awal, orang tua memiliki otoritas penuh untuk memberikan stimuli dan layanan pendidikan bagi anak-anaknya.
Di sinilah anak berada pada otoritas orang tuanya secara penuh, apapun yang diterima anak baik yang didengar, dilihat dan dirasakan merupakan pendidikan yang diterima anak yang untuk selanjutnya diterapkan dalam konteks kehidupan yang lebih luas.
Allah sandingkan Birrul walidain dengan perintah ibadah kepada-Nya semata di beberapa ayat dalam Kitab-Nya. Ini menunjukkan keutamaan tinggi yang dimilikinya. Ini menunjukkan sangat wajibnya berbuat baik kepada keduanya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan beribadah selain kepada-Nya dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. ” (QS. Al-Isra’, 17:23).
Baca Juga: Tebar Kebaikan di Era Pandemi Covid-19
Ada beberapa alasan Birrul walidain (memuliakan dan berbuat baik ke kedua orang tua) menjadi sangat penting atas setiap muslim.
Pertama, memuliakan orang tua dan berbuat baik kepada keduanya bentuk ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya. Allah SWT berfirman: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil” (QS. Al-Isra’, 17:23-24).
Kedua, memuliakan kedua orang tua dan berbuat baik kepada keduanya menjadi sebab seseorang itu masuk ke dalam surga-Nya.
Baca Juga: Membangun Sifat Syaja’ah dalam Kehidupan Sehari-hari
Sabda Nabi Muhammad Shallalahuu’alaihi Wa Sallam: “Celaka, celaka, celaka. Ditanyakan kepada beliau: siapa itu wahai Rasulullah? Beliau menjawab: siapa yang mendapati kedua orang tuanya berusia tua, salah seorang atau kedua-duanya lalu ia tidak masuk surga.” (HR. Muslim).
Ketiga, memuliakan kedua orang tua dan berbuat baik kepada keduanya sebab mendapat ridha dan cinta keduanya. Sedangkan keridhaan Allah bersama keridhaan orang tua.
Dari Ibnu Umar RA, Nabi Muhammad Shallalahuu’alaihi Wa Sallam bersabda: "Keridhaan Allah tergantung kepada keridhaan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua." (HR. Tirmidzi).
Keempat, melalui sebab orang tua seorang anak hadir di dunia. Anak dapat hidup karena pemeliharaan dan dukungan orang tua.
Baca Juga: Dibutuhkan Mentalitas Berkelimpahan untuk Keluar dari Masa-masa Sulit Menghadapi Corona
Sebelum anak sampai kepada tingkat kemandirian, maka orang tualah yang bertanggung jawab terhadap kehidupan anak, sekaligus menyiapkan anak untuk dapat mandiri baik secara fisik maupun spiritual.