INI termasuk kejadian langka. Pengemudi mobil Toyota Fortuner tiba-tiba nyelonong mengarahkan mobilnya ke rel kereta api dan parkir melintang di atas jembatan perlintasan rel kereta api.
Karuan penumpangnya berteriak dan keluar berhamburan. Sang pengemudi pun ikut keluar. Ini terjadi di perlintasan rel KA Kelurahan Kradenan Kecamatan Sumpiuh Banyumas baru-baru ini.
Peristiwa tersebut mengakibatkan jadwal kereta api terlambat. Untungnya, saat itu tidak ada kereta lewat, sehingga mobil dapat diderek dengan crane. Mengapa bisa terjadi peristiwa tersebut ?
Baca Juga: Museum Indonesia TMII Hadirkan Pengalaman Bermain Alat Musik Tradisional
Menurut pengakuan sopir, dirinya mencari jalan alternatif yang sepi lewat google map dan mengarah ke kawasan tersebut.
Yang jadi soal, apakah pengemudi tidak mengetahui atau melihat bahwa yang ia lalui adalah rel kereta api dan dikiranya jalan umum ? Beberapa pemberitaan di media menyebut, pengemudi mengajak penumpang bunuh diri dengan cara menabrakkan mobil ke kereta api.
Anggapan ini tentu tidak dapat disalahkan, karena peristiwanya memang tidak logis. Bagaimana mungkin pengemudi tiba-tiba memalangkan mobilnya tepat di rel perlintasan kereta api ? Bukankah ini sama saja dengan tindakan bunuh diri.
Baca Juga: Tottenham Hotspur Pecat Stellini, Tunjuk Ryan Mason Jadi Pelatih Sementara
Untungnya para penumpang tersadar tindakan nekat sopir, sehingga mereka cepat-cepat keluar mobil sebelum datang malapetaka. Setelah diperiksa polisi, ternyata pengemudi Fortuner itu dalam pengaruh obat psikotropika. Ia seperti berhalusinasi mengira jalan kereta api itu jalan yang biasa dilalui kendaraan.
Urusan pun menjadi panjang, karena pengemudi tersebut mengaku telah mengonsumsi obat-obatan terlarang sejak perjalanan dari Jambi. Polisi harus mengusut kasus tersebut, karena tindakan pengemudi Fortuner tersebut bukan hanya membahayakan diri sendiri tapi juga orang lain. Beruntung nyawa mereka terselamatkan karena saat itu tidak ada kereta api yang lewat.
Kasus di atas tentu menjadi pelajaran sangat berharga khususnya bagi para pemudik. Sebelum berangkat, pastikan semua aman. Jangan coba-coba mengonsumsi narkoba maupun obat terlarang, karena nantinya bukan hanya berurusan dengan hukum, melainkan juga berkaitan dengan keselamatan diri sendiri dan orang lain.
Baca Juga: Ketua DPC Gerindra Salatiga: Prabowo Subianto Tetap Maju Capres, Bukan Cawapres dari Partai Lain
Lebih dari itu, kasus Fortuner yang nyelonong ke perlintasan rel kereta api merupakan fenomena unik, sehingga tak heran bila ada anggapan sopir sedang mengajak penumpangnya untuk bunuh diri. Orang dalam kondisi teler atau mabuk dilarang mengemudikan kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, karena sangat berbahaya. (Hudono)