HARIAN MERAPI - Pada dasarnya setiap orang mendambakan hubungan keluarga yang harmonis, karena hal ini sangat menentukan untuk menciptakan lingkungan yang baik dalam suasana kekeluargaan dan menjadi pusat ketenangan hidup.
Setiap orang tua pasti mendambakan terciptanya keluarga bahagia dan tidak jarang setiap orang tua mengusahakan kebahagiaan dengan berbagai jalan dan upaya.
Bahkan mereka menempa anak-anaknya agar mampu mempersiapkan diri dalam membentuk kehidupan dalam berkeluarga yang bahagia, sesuai dengan apa yang didambakan orang tua.
Namun sayangnya tidak semua orang tua dapat memperlakukan anaknya secara tepat dan proporsional. Bahkan ada orang gtua yang memiliki perilaku toxic dalam mendidik anak.
Perilaku toxic di sini diartikan sebagai sikap yang sering dilakukan oleh seseorang, tapi tanpa disadari dapat merugikan orang lain atau dirinya sendiri. Pola asuh yang meracuni perkembangan anak-anak disebut dengan toxic parenting.
Meski toxic parents kerap berdalih untuk kebaikan sang buah hati, terkadang keinginannya justru dapat menyakiti perasaan sang anak itu sendiri.
Berikut beberapa tipe toxic parenting yang sering ditemui di dalam pengasuhan keluarga; yakni:
Baca Juga: Ini pentingnya cek sela jari kaki bagi penderita diabetes, ikuti saran dokter berikut ini
1. Kontrol berlebih; yakni orang tua terlalu mengatur setiap detail hidup anak, tidak memberi ruang untuk keputusan sendiri.
2. Kritik berulang; yakni orang tua selalu menyoroti kesalahan, membuat anak merasa tidak pernah cukup baik dan berakhir dengan menyesali diri.
3. Emosional mengabaikan; yakni orang tua tidak merespon kebutuhan perasaan anak, membuatnya merasa tak terlihat.
4. Gaslighting; yakni membuat anak meragukan persepsi atau ingatannya tentang peristiwa.
Baca Juga: Tim Gegana Diturunkan, Selidiki Penyebab Ledakan Misterius SMAN 72 Kelapa Gading
5. Peran orang tua yang terbalik; yakni mengharuskan anak mengurus kebutuhan emosional orang tuanya atau kebutuhan sehari-hari (kebutuhan praktis) orang tua.