EMPAT pelaku kejahatan jalanan yang bikin onar di Palbapang Bantul Minggu pukul 02.30 pekan lalu berhasil dibekuk. Dua di antaranya terhitung masih remaja. Aksi mereka sangat meresahkan masyarakat. Mereka mengayun-ayunkan senjata tajam dan mencari sasaran secara acak, kemudian membacok.
Dua orang warga menjadi korban pembacokan mereka, yakni IAN (19) dan AR (21). Sejauh ini masih belum jelas mengapa gerombolan klitih ini memburu mereka. Untungnya, aksi barbar pelaku segera diketahui warga yang secara bahu membahu berusaha meringkus pelaku. Empat pelaku berhasil diamankan untuk kemudian diproses hukum di kepolisian.
Orang mudah mengatakan bahwa aksi keempat orang yang membawa senjata tajam ini adalah klitih. Mereka mencari sasaran secara acak. Dan, begitu mendapatkan sasaran, tak segan-segan melukai korbannya.
Bila aksi semacam ini dibiarkan, masyarakat tentu semakin resah dan dikhawatirkan mengambil tindakan sendiri, atau lebih dikenal main hakim sendiri. Bila masyarakat main hakim sendiri, akibatkanya bisa lebih fatal, pelaku bisa kehilangan nyawa.
Hal yang harus dicermati, aksi mereka selalu dilakukan pada malam atau dinihari, tentu harapannya agar tidak ketahuan polisi. Sebab, pada waktu itu, biasanya tidak ada patroli, atau petugas sedang istirahat.
Situasi demikian agaknya sudah dipelajari mereka, sehingga pelaku berani show of force mengacung-acungkan senjata tajam. Boleh diibaratkan, aksi mereka sedang menantang polisi. Seolah hukum sudah tidak ada, sehingga bebas membawa dan mengacung-acungkan senjata tajam kepada siapa saja yang mereka temui.
Baca Juga: Kolaborasi Indosat, Erafone dan Oppo Hadirkan Festival Belanja di Jawa Tengah dan Yogyakarta
Lebih dari itu, gerombolan klitih ini sudah sepatutnya menjadi perhatian polisi. Polisi perlu melacak mereka berasal dari mana, keluarganya siapa dan sebagainya. Sebab, biasanya pelaku klitih berasal dari keluarga broken home, meski tidak selamanya demikian.
Selanjutnya, penanganannya tidak melulu hukum, namun bisa sosial maupun budaya. Klitih akan beraksi di area remang-remang, bukan terang-terangan. Mereka sebenarnya pengecut karena hanya berani ketika korbannya hanya sendirian atau lebih sedikit dari jumlah mereka.
Dalam kasus di atas, polisi masih perlu menelisik, adakah hubungan antara pelaku dengan korbannya. Bila sama sekali tidak ada hubungan dan tidak ada alasan jelas mereka melakukan penganiayaan, boleh dikatakan itu aksi klitih-yang oleh kepolisian lebih tepat disebut kejahatan jalanan. (Hudono)