HARIAN MERAPI - Dakwah Islam adalah suatu proses penyampaian, ajakan atau seruan kepada orang lain atau kepada masyarakat agar mau memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama Islam secara sadar,
sehingga membangkitkan dan mengembalikan potensi fitri orang itu, dan dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Efektivitas dakwah tercermin pada sejauh mana objek pada dakwah pada tingkat individu mengalami perubahan yang benar dan makin lengkap pemahamannya terhadap akidah, akhlak, ibadah, dan mu'amalah sebagai inti ajaran Islam.
Baca Juga: Sekolah swasta gratis tak mungkin digelar tahun ini, begini alasan dari Pemerintah
Efektivitas dakwah dalam Al-Quran dapat dilihat dari beberapa contoh dan prinsip yang diterapkan oleh para nabi dan rasul; di antaranya:
1. Nabi Muhammad SAW. Al-Quran menyebutkan keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW dalam surat Al-Fath ayat 28, yang artinya: ''Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan petunjuk dan agama yang benar untuk memenangkannya atas segala agama, dan cukuplah Allah sebagai saksi.''
2. Nabi Musa AS. Al-Quran menyebutkan keberhasilan dakwah Nabi Musa AS dalam surat Al-A'raf ayat 103-137, yang menceritakan bagaimana Nabi Musa AS berhasil mengeluarkan Bani Israil dari perbudakan di Mesir.
3. Nabi Isa AS. Al-Quran menyebutkan keberhasilan dakwah Nabi Isa AS dalam surat Ali Imran ayat 49, yang artinya: ''Dan (aku datang) sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, maka ketika kamu beriman, bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.''
Baca Juga: Kerja keras untuk Nafkahi keluarga bagian dari ibadah
Berikut ini ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang cara-cara berdakwah yang efektif; yakni:
Pertama, dakwah wajib dengan hikmah, yakni berdakwah dengan ilmu pengetahuan, dan caranya disesuaikan dengan situasi serta kondisi umat agar difahami.
Firman Allah SWT: “Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul (Muhammad) dari (kalangan) kamu yang membacakan ayat-ayat Kami, menyucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu Kitab (Al-Qur'an) dan Hikmah (Sunnah), serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah; 2:151).
Kedua, dakwah harus dengan bahasa yang difahami jamaah. Firman Allah SWT: “Kami tidak mengutus seorang rasul pun, kecuali dengan bahasa kaumnya, agar dia dapat memberi penjelasan kepada mereka. Maka, Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki (karena kecenderungannya untuk sesat), dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki (berdasarkan kesiapannya
untuk menerima petunjuk). Dia Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. Ibrahim; 14:4).
Baca Juga: RS PKU Muhammadiyah Sleman menggelar aksi donor darah, berikut harapan perwakilan pendonor darah
Ketiga, berbantah-bantahan atau berdebat dengan cara yang baik. “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl; 16:125).