LAGI, tawuran antarpelajar membawa korban. Seorang pelajar berinisial ALF (15) meninggal setelah terjatuh dari motor saat dikejar kelompok pelajar lain. Ia yang terjatuh dari boncengan motor teman mengalami kritis hingga meregang nyawa. Peristiwa tersebut terjadi di wilayah Seyegan Sleman Minggu dini hari lalu, sekitar pukul 02.00.
ALF meninggal bukan karena dibacok atau dianiaya, melainkan karena jatuh dari motor. Mengapa jatuh dari motor ? Karena panik dikejar kelompok pelajar lain setelah pecah tawuran. Tentu ini bukan kecelakaan biasa, karena ada sangkut pautnya dengan aksi tawuran yang berbuntut saling kejar. Dengan kata lain, kasus kecelakaan ini bukan kasus yang berdiri sendiri. Karenanya, polisi harus mengungkap secara tuntas kasus yang berujung hilangnya nyawa pelajar.
Bisa dibayangkan betapa hancur hati orang tua atau keluarga ALF. ALF meregang nyawa gara-gara aksi tawuran yang berbuntut kecelakaan. Orang tua hanya bisa menyesali mengapa mengizinkan anaknya keluar malam atau dini hari. Jika demikian, siapa sesungguhnya yang bertanggung jawab atas meninggalnya ALF. Semua pihak, baik orang tua maupun pelajar lain yang mengejar ALF ikut bertanggung jawab.
Baca Juga: Siapa Menteri BUMN Pilihan Presiden Terpilih Prabowo, Ini Kata Politisi PDI Perjuangan
Mestinya orang tua tidak mengizinkan anaknya keluar malam atau dini hari tanpa keperluan jelas. Sudah banyak contoh kasus anak yang keluar malam atau dini hari berurusan dengan kriminal. Kasus tersebut juga menunjukkan masih eksisnya geng pelajar yang keluyuran mencari musuh.
Meski polisi sudah melakukan patroli malam hari, namun pelajar nakal sepertinya sudah hapal celah untuk berulah. Mereka seolah tahu kapan petugas lengah sehingga mereka bisa leluasa beraksi.
Secara tidak langsung, orang tua tetap bertanggung jawab, sehingga mereka perlu dimintai keterangan agar peristiwa serupa tidak terulang pada anak lainnya. Sedang mereka yang terlibat langsung dalam aksi tawuran, harus pula diamankan dan dimintai keterangan. Kalau tak ada tawuran, boleh jadi ALF tidak meregang nyawa.
Polisi juga perlu merazia pelajar nakal yang membawa senjata tajam untuk tawuran. Sebab, biasanya pelajar yang terlibat tawuran membawa senjata tajam, antara lain celurit, pedang hingga sabuk yang ujungnya diikat gir.
Senjata tersebut tentu bisa mematikan bila mengenai orang lain. Jangan biarkan pelajar berkeliaran di jalan malam hari sembari membawa senjata mematikan. (Hudono)