mimbar

Wukuf di Padang Arafah untuk muhasabah diri menuju pengampunan dosa dan kesalahan

Senin, 24 Juni 2024 | 06:30 WIB
Dr. Drs. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si, Dosen Program Magister dan Doktor FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Senat Sekolah Tinggi Pendidikan Islam Bina Insan Mulia (STPI BIM) Yogyakarta, Biro Kajian Peradaban dan Keilmuan Islam Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) Wilayah DIY (Dok. Pribadi)

HARIAN MERAPI - Wukuf artinya berhenti, diam tanpa bergerak. Wukuf adalah berkumpulnya seluruh jemaah haji di Padang Arafah pada 9 Dzulhijjah sebagai puncak ibadah haji.

Di Arafah inilah seluruh jemaah haji dari berbagai penjuru dunia berkumpul dengan bahasa, suku, bangsa, adat-istiadat, dan warna kulit yang berbeda-beda, tapi mereka punya satu tujuan yang dilandasi persamaan, tanpa perbedaan antara yang kaya dan miskin, antara yang besar dan kecil, antara pejabat dan rakyat biasa.

Di situlah tampak nyata persamaan yang hakiki. Itulah Arafah yang namanya diambil dari kata ta'aruf atau saling mengenal menuju saling tolong-menolong, saling membantu di antara jemaah haji menuju kepada kemabrurannya.

Baca Juga: Mengarungi Kali Papah Kulon Progo, uji adrenalin sekaligus menikmati pemandangan alam yang asri

Setelah wukuf dilakukan, jemaah haji merasakan bebas dari beban dosa kepada Allah, yakin
doa-doanya dikabulkan, dorongan untuk melakukan kebaikan yang lebih banyak terasa sangat kuat, dan rahmat Allah SWT pun dirasakan menenteramkan jiwa mereka.

Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad SAW bersabda: “Dari Anas ibn Malik RA. berkata: Nabi Muhammad SAW wukuf di Arafah, di saat Matahari hampir terbenam, ia berkata: ''Wahai Bilal suruhlah umat manusia mendengarkan saya.

''Maka Bilal pun berdiri seraya berkata:  ''Dengarkanlah Rasulullah SAW,'' maka mereka mendengarkan, lalu Nabi bersabda: ''Wahai umat manusia, baru saja Jibril AS datang kepadaku membacakan salam dari Tuhanku, dan dia mengatakan: ''Sungguh Allah SWT mengampuni dosa-dosa orang-orang yang berwukuf di Arafah dan orang-orang yang bermalam di Masy'aril Haram (Muzdalifah), dan menjamin membebaskan mereka dari tuntutan balasan dan dosa-dosa mereka.

Maka Umar ibn Khaṭhab pun berdiri dan bertanya, Ya Rasulullah, apakah ini khusus untuk kita saja? Rasulullah menjawab, ini untuk kalian dan untuk orang-orang yang datang sesudah kalian hingga hari kiamat kelak. Umar RA pun lalu berkata: kebaikan Allah sungguh banyak dan Dia Maha Pemurah.'' (HR. Ibnu Mubarak dari Anas RA).

Baca Juga: Sekolah Formal Berbasis Pesantren, IU-IBS Gelar Haflah Akhirussanah dan Wisuda Santri

Dalam hadits lain, Nabi SAW bersabda: “Aisyah RA berkata, sesungguhnya Rasulullah SAW
bersabda: Tiada hari yang lebih banyak Allah membebaskan seorang hamba dari neraka selain dari Hari Arafah. (HR. Muslim dar'Aisyah RA).

Wukuf bermakna pengenalan. Saat inilah seorang muslim diharapkan bisa lebih mengenali dirinya dan Allah SWT sebagai Tuhannya. Di Arafah inilah umat Islam diminta untuk berdiam, merenung, berintrospeksi dan bertaubat kepada-Nya. Haji baru dapat mencapai hakekatnya bila seseorang dapat mengetahui hakekat dirinya di hadapan Tuhannya. Karena itulah Rasul SAW bersabda: “Haji adalah (wukuf) pada hari Arafah.” (HR. Ahmad).

Di padang Arafah inilah dulu Nabi Adam dan Siti Hawa AS mengetahui dan mengakui dosa-
dosa yang pernah mereka lakukan. Di tempat inilah, dulu Nabi Ibrahim AS mengetahui dan meyakini sepenuh hati bahwa perintah menyembelih anaknya, Isma'il AS, adalah wahyu dari Allah.

Karena itulah mengapa pencapaian terbesar seorang hamba Allah diukur saat menunaikan ibadah haji di padang Arafah. Manusia butuh waktu-waktu khusus untuk berhenti dari kerutinan dan aktivitas, berhenti sejenak agar dapat berpikir, menimbang, dan merencanakan agenda kehidupan jangka panjang yang lebih baik.

Baca Juga: Ingat, jamaah haji dilarang bawa air Zamzam dalam koper bagasi, ini sebabnya

Padang Arafah juga menggambarkan bagaimana umat manusia nanti di padang Mahsyar;
diam, cemas dan penuh harap saat menunggu keputusan Allah SWT, surga atau neraka. Di padang Arafah inilah semua manusia berkumpul dalam status yang sama sebagai hamba Allah.

Halaman:

Tags

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Lima pinsip dasar perlindungan HAM dalam Islam

Kamis, 11 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan berlomba-lomba dalam kebaikan dan ketakwaan

Rabu, 10 Desember 2025 | 17:00 WIB

HAM dalam perspektif Islam

Selasa, 9 Desember 2025 | 17:00 WIB

Membangun keluarga samara dalam Al-Quran dan Sunnah

Sabtu, 6 Desember 2025 | 17:00 WIB

Sepuluh sifat istri shalehah pelancar nafkah suami

Kamis, 4 Desember 2025 | 17:00 WIB

Rahasia keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW

Sabtu, 29 November 2025 | 17:00 WIB

Sembilan kekhasan dan keunikan masa remaja

Jumat, 28 November 2025 | 17:00 WIB