INILAH pembunuhan paling sadis yang terjadi di Nangsri, Manisrenggo, Klaten awal pekan lalu. Seorang perempuan ditemukan tewas dengan kepala terpisah dari badan. Wanita berinisial D (56) warga Bandung Jawa Barat, diduga dibunuh oleh teman kerjanya, Turah alias Daud (40), warga Wonosobo.
Yang membuat merinding, pelaku seolah tak menyesal telah menghabisi rekan kerjanya. Bahkan ia sama sekali tak menunjukkan raut muka sedih atau menyesal atas perbuatannya. Turah menyerahkan diri ke polisi setelah menghabisi nyawa korban dan memutilasinya. Mengapa ia tega berbuat sekeji itu pada rekan kerjanya.
Menurut pengakuannya, ia merasa sakit hati karena telah dituduh mencuri. Kini Turah harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dan bersiap untuk menghadapi tuntutan serius Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana. Seperti diketahui, pembunuhan berencana diancam pidana mati atau penjara seumur hidup atau penjara selama-lamanya dua puluh tahun.
Baca Juga: Suzuki XL7 Hybrid Jelajahi Keindahan Yogyakarta
Apakah Turah juga siap untuk menghadapi ancaman hukuman mati ? Belum tentu juga. Bisa saja orang tega membunuh, namun belum tentu siap untuk dibunuh atau dihukum mati. Meski begitu, dalam menerapkan hukum, polisi harus bersikap profesional, tak boleh ada rasa dendam atau lainnya.
Polisi harus menemukan motif sesungguhnya mengapa Turah tega melakukan tindakan sesadis itu, membunuh dan memutilasi korbannya. Sebab, belum tentu Turah melakukan hal demikian lantaran sakit hati semata. Artinya, sakit hati, belum tentu merupakan faktor tunggal, bisa saja ada faktor lain, misalnya asmara dan sebagainya.
Kasus ini bikin geger masyarakat lantaran pelakunya kelewat sadis. Sudah membunuh, masih melakukan mutilasi. Kedua perbuatan tersebut tak bisa dipisahkan, karena merupakan perbuatan berlanjut. Pembunuh biasanya melakukan mutilasi dengan maksud untuk menghilangkan jejak. Namun tidak demikian dengan Turah yang sepertinya tak ingin menutup-nutupi perbuatannya. Ia melakukan mutilasi karena rasa sakit hatinya, begitu pengakuannya.
Baca Juga: Dindikpora Temanggung Jamin Siswa yang Nekat Bakar Sekolah Tetap Dapat Akses Pendidikan
Kasus ini menarik dikaji secara kriminologi, guna menyingkap apa motif Turah sebenarnya. Sebab, orang awam rasanya sulit menerima perbuatan semacam itu hanya sekadar alasan sakit hati. Lebih dari itu, menjadi tantangan bagi aparat kepolisian untuk membongkar motif di balik pembunuhan sadis tersebut. Pembunuhan itu sangat sadis, apalagi korbannya dimutilasi. Jelas, pelaku adalah pembunuh berdarah dingin. (Hudono)