Puasa Ramadhan sarana melatih kejujuran

- Selasa, 28 Maret 2023 | 17:20 WIB
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dokumen Pribadi)
Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si. (Dokumen Pribadi)

HARIAN MERAPI - Ibadah puasa Ramadhan 1444 H yang sedang kita jalani ini memberikan kesempatan kepada setiap muslim untuk melatih kejujuran.

Jujur merupakan salah satu sifat utama Nabi Muhammad SAW yang merupakan sosok mulia dan teladan sempurna bagi seluruh umat manusia.

Nabi Muhammad SAW sudah dikenal sebagai pribadi yang jujur dan amanah bahkan sejak beliau belum diangkat menjadi seorang Nabi dan Rasul.

Baca Juga: Cerita hidayah pemimpin yang zalim 136, Rangga memutuskan untuk lapor polisi terkait penyimpangan keuangan

Orang yang jujur akan dicintai oleh Allah SWT dan orang lain yang mengenalnya.

Jujur membutuhkan keteguhan hati, terkadang terasa berat, pahit, dan mengundang resiko.

Tetapi segala sesuatu yang diniatkan karena Allah tentu akan mendapat jaminan balasan yang terindah dari Allah pula yaitu berupa surga yang penuh dengan kenyamanan dan keabadian.

Puasa Ramadhan merupakan salah satu cara untuk melatih kejujuran.

Seseorang yang memiliki sifat jujur akan memperoleh kemuliaan dan derajat yang tinggi dari Allah SWT.

Firman Allah SWT: “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang sidiqin (benar), laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah Telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar”. (QS. Al-Ahzab, 33:35).

Baca Juga: Mau mudik gratis ? Pemprov Jatim sudah siapkan 161 bus, ayo buruan daftar di sini

Dalam agama Islam terdapat beberapa macam sifat jujur yang dibedakan berdasarkan penerapan sifat jujur tersebut;

(1) Jujur dalam niatnya atau kehendaknya, artinya seseorang terdorong untuk berbuat sesuatu atau bertindak dengan dorongan dari Allah.

(2) Jujur dalam ucapan, yaitu seseorang yang berkata sesuai dengan apa yang dia ketahui atau terima. Ia tidak berkata apapun, kecuali perkataan tersebut merupakan kejujuran.

(3) Jujur dalam perbuatan, yaitu seseorang yang beramal dengan sungguh-sungguh sesuai dengan apa yang ada dalam batinnya.

Halaman:

Editor: Swasto Dayanto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Hak asasi manusia dalam Islam

Kamis, 1 Juni 2023 | 17:00 WIB

Membangun etos kerja dalam Islam

Kamis, 25 Mei 2023 | 17:00 WIB
X