Keempat, qalbun salim senantiasa mengagungkan asma-Nya. Firman Allah SWT: “Doa mereka di dalamnya adalah “Subhānakallāhumma” (‘Mahasuci Engkau, ya Tuhan kami’) penghormatan mereka di dalamnya adalah (ucapan) salam, dan doa penutup mereka adalah “Alḥamdu lillāhi rabbil ‘ālamīn” (‘segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam’).” (QS. Yunus; 10:10).
Kelima, qalbun salim mengantarkan ke dalam surga-Nya. Firman Allah SWT: “(Malaikat berkata,) “Salāmun ‘alaikum (semoga keselamatan tercurah kepadamu) karena kesabaranmu.” (Itulah) sebaik-baiknya tempat kesudahan (surga).” (QS. Ar-Ra’d; 13:24).
Keenam; surga penuh dengan kebaikan dan kedamaian. Firman Allah SWT: “Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang tidak berguna, kecuali salam (ucapan kebaikan dan kedamaian). Di dalamnya mereka mendapatkan rezeki pada pagi dan petang.” (QS. Maryam; 19:62).
Ketujuh, qalbun salim penuh rendah hati. Firman Allah SWT: “Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih itu adalah yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka (dengan kata-kata yang menghina), mereka mengucapkan, “Salam.” (QS. Al-Furqan; 25:63).
Kedelapan, qalbun salim membawa kepada pahala yang mulia. Firman Allah SWT: “Ucapan penghormatan (Allah kepada) mereka (orang-orang mukmin itu) pada hari ketika mereka menemui-Nya ialah, “Salam,” dan Dia siapkan untuk mereka pahala yang mulia.” (QS. Al-Ahzab; 33:44).
Kesembilan, akan masuk surga berombongan. Firman Allah SWT: “Orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya diantar ke dalam surga secara berombongan sehingga apabila mereka telah sampai di sana dan pintu-pintunya telah dibuka, para penjaganya berkata kepada mereka, “Salāmun ‘alaikum (semoga keselamatan tercurah kepadamu), berbahagialah kamu. Maka, masuklah ke dalamnya (untuk tinggal) selama-lamanya!” (QS. Az-Zumar; 39:73).
Kesepuluh, Firman Allah SWT: “kecuali (yang mereka dengar hanyalah) ucapan, “Salam salam.” (QS. Al-Waqi’ah; 56:26).
Di dalam surga itu tidak akan terdengar kata-kata sia-sia, yang memuakkan, yang tidak layak diucapkan oleh orang baik-baik yang mempunyai akhlak tinggi dan mempunyai perasaan yang halus, terlebih kata-kata yang menimbulkan dosa. *
Penulis : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M. Si.,
Dosen FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Ketua Dewan Penasehat KAHMI Majlis Wilayah DIY,
Dewan Penasehat Paguyuban Keluarga Sakinah Teladan (KST) Provinsi DIY,
Dewan Penasehat Pimpinan Pusat Keluarga Alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PP KAUMY)