HARIAN MERAPI - Hidup bijaksana(wisdam) adalah konsep yang sangat penting dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa prinsip hidup bijaksana yang dapat diterapkan:
(1) Berpikir sebelum bertindak: Sebelum membuat keputusan, pikirkanlah dengan matang dan mempertimbangkan segala aspek yang terkait serta jangan terburu-buru dalam membuat keputusan,
(2) Menghargai waktu: waktu adalah aset yang sangat berharga, maka gunakanlah waktu dengan bijak, serta prioritaskan kegiatan yang bermanfaat dan produktif, (3) Mengembangkan kesadaran diri: kenali diri sendiri, termasuk kelebihan dan kekurangan, serta terus belajar dan meningkatkan diri.
Baca Juga: Jika tercapai gencatan senjata, ini yang akan memempin Gaza
Selanjutnya (4) Membangun hubungan yang baik: bangunlah hubungan yang baik dengan
orang lain, termasuk keluarga, teman, dan rekan kerja, serta jaga komunikasi yang efektif dan saling menghargai,
(5) Menghadapi tantangan dengan sabar: hadapi tantangan dan kesulitan dengan sabar
dan tidak mudah menyerah, serta cari solusi yang tepat dan jangan ragu untuk meminta bantuan,
(6) Mengembangkan kesabaran dan toleransi: kembangkan kesabaran dan toleransi dalam menghadapi perbedaan pendapat dan situasi, serta jangan mudah tersinggung dan marah, (7) Menghargai nikmat dan karunia: hargailah nikmat dan karunia yang diberikan oleh Allah SWT, serta syukuri setiap nikmat dan karunia yang diterima.
Dengan menerapkan prinsip hidup bijaksana sebagaimana di atas, seseorang akan dapat
menjalani kehidupan yang lebih seimbang, harmonis, dan bermakna. Dan juga dapat meningkatkan kualitas hidup dan hubungan dengan orang lain.
Baca Juga: Pramuka bentuk karakter generasi muda, benteng ancaman sosial
Dalam Al-Quran banyak ayat yang menjelaskan tentang bijaksana (wisdom); yakni:
Pertama, diutusnya Nabi/Rasul dari jenis manusia agar lebih bijaksana (wisdom). Firman
Allah SWT: “Ya Tuhan kami, utuslah di antara mereka seorang rasul dari kalangan mereka, yang
membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu, mengajarkan kitab suci dan hikmah (sunah) kepada
mereka, dan menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (QS. Al-Baqarah; 2:129).
Kedua, Rasul mengajari ummatnya tentang bijaksana (wisdom). Firman Allah SWT:
“Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul (Muhammad) dari (kalangan) kamu yang membacakan ayat-ayat Kami, menyucikan kamu, dan mengajarkan kepadamu Kitab (Al-Qur'an) dan Hikmah (Sunnah), serta mengajarkan apa yang belum kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah; 2:151).
Ketiga, bercerai juga harus penuh wisdom. Firman Allah SWT: “Dan apabila kamu
menceraikan istri-istri (kamu), lalu sampai (akhir) idahnya, maka tahanlah mereka dengan cara yang baik, atau ceraikanlah mereka dengan cara yang baik (pula). Dan janganlah kamu tahan mereka dengan maksud jahat untuk menzhalimi mereka. Barangsiapa melakukan demikian, maka dia telah menzhalimi dirinya sendiri. Dan janganlah kamu jadikan ayat-ayat Allah sebagai bahan ejekan. Ingatlah nikmat Allah kepada kamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepada kamu yaitu Kitab (Al-Qur'an) dan Hikmah (Sunnah), untuk memberi pengajaran kepadamu. Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah; 2:231).
Baca Juga: KPK: Pengembalian Uang oleh Bupati Pati Tidak Menghapus Pidana
Keempat, wisdom adalah sifat kenabian itu sendiri. Firman Allah SWT: “Mereka (tentara
Talut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan Daud membunuh Jalut. Kemudian, Allah
menganugerahinya (Daud) kerajaan dan hikmah (kenabian); Dia (juga) mengajarinya apa yang Dia kehendaki. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, niscaya rusaklah bumi ini. Akan tetapi, Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan-Nya) atas seluruh alam.” (QS. Al-Baqarah; 2:251).