Tragedi anak tewas di jalan, ini yang harus dilakukan orang tua

photo author
- Senin, 9 Juni 2025 | 12:30 WIB
ilustrasi (dok harianmerapi.com)
ilustrasi (dok harianmerapi.com)

SULIT membayangkan betapa hancur hati orang tua melihat anak kesayangannya sudah tak bernyawa akibat peristiwa tragis, kecelakaan lalu lintas. Ini terjadi di Simpang Empat UNY Wates, Kulon Progo baru-baru ini.

Peristiwanya begitu cepat dan berakibat fatal. Bocah laki-laki asal Batu Bara Sumatera,  MYR (14) mengendarai motor memboncengkan temannya , MAY (13) warga Kalibawang, ngeblong lampu kuning hingga menabrak mobil yang dikemudikan AR (35), warga Kendal Jateng.

Keduanya langsung terpelanting, MYR mengalami luka sangat parah dan meninggal saat dibawa ke RS, sedang MAY mengalami luka berat. Dipastikan korban mengendarai motor dengan kecepatan sangat tinggi dan tidak tahu bahwa di depannya ada mobil. Benturan keras itu mengakibatkan korban terpelanting dan motor ringsek.

Baca Juga: Neymar terkena Covid-19, dipastikan absen bela Santos, ini pengumuman resminya

Bagaimana perasaan orang tua melihat anaknya bernasib sedemikian tragis. Kalau mau ditelusur, itu bukan semata kesalahan anak, tapi orang tua. Terutama sikap orang tua yang membiarkan anaknya yang masih bocah dan belum mendapatkan SIM mengendarai motor.

Apalagi, korban bermotoran dini hari, sekitar pukul 00.15. Ada keperluan apa bocah keluyuran malam atau dini hari ? Selayaknya para orang tua tidak abai terhadap kondisi semacam itu.

Kala mau jujur, meski anak sudah mahir naik motor, namun belum berhak mengendarai motor di jalan umum. SIM memang bukti formal bahwa orang berhak mengendarai motor, namun secara normatif, untuk mendapatkannya harus melalui ujian. Ujian itu bukan hanya menyangkut aspek teknis mengendarai motor, namun juga terkait hal-hal lain, seperti psikologi.

Baca Juga: Inilah lima legasi Taufiq Kiemas yang disampaikan Jimly Asshiddiqie

Dalam kasus di atas, kecelakaan sebenarnya dapat dihindari bila MYR tidak ngebut, atau menurunkan kecepatan saat mendekati lampu merah. Namun, ketika lampu menyala kuning bocah tersebut justru ngegas dan tak menyadari bahwa di depannya ada mobil hingga kecelakaan tak terhindarkan.

Anak-anak seharusnya tidak diberi fasilitas motor, karena mereka belum stabil secara psikologis, kurang perhitungan dan banyak teledor. Itulah yang terjadi pada kasus MYR.

Ini mestinya menjadi tanggung jawab orang tua, jangan memberi motor kepada mereka yang memang belum berhak. Kini yang ada hanya penyesalan, mengapa anak diberi motor hingga berakibat fatal, nyawa melayang sia-sia di jalan. Wujud perhatian orang tua kepada anak bukan memberinya motor, melainkan perhatian dan  kasih sayang, sehingga segala tindakan anak akan terpantau. (Hudono)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Perlu penertiban pengamen di Jogja 

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:00 WIB

Begini jadinya bila klitih melawan warga

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Juragan ikan ketipu perempuan, begini modusnya

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ngeri, pekerja tewas di septic tank, ini gara-garanya

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pak Bhabin kok urusi kawin cerai

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:30 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Waspadai bukti transfer palsu

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:30 WIB
X