BELAKANGAN istilah zaken kabinet sering muncul di pelbagai forum ilmiah, terutama terkait dengan perbincangan tentang penyelenggaraan negara atau pemerintahan. Secara sederhana, zaken kabinet adalah kabinet yang disusun berbasis keahlian. Dalam konteks kekinian, terutama dikaitkan dengan pergantian pemerintahan dari Jokowi ke presiden terpilih Prabowo Subianto, zaken kabinet menjadi keniscayaan.
Prabowo berjanji akan menyusun kabinetnya berbasis keahlian. Mereka yang berasal dari partai politik anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus harus benar-benar ahli, bukan sembarangan. Dengan demikian, bila kader partai itu tidak ahli, maka tak bisa masuk dalam kabinet. Benarkah ? Waktu yang akan membuktikan.
Sudah menjadi rahasia umum, ketika pemilihan presiden telah usia, maka tiba saatnya bagi-bagi kursi atau jabatan. Mereka yang memenangkan pilpres akan berbagi kursi kabinet dengan parpol koalisi. Biasanya, urusan ahli dipertimbangkan belakangan. Yang penting bagi-bagi kekuasaan dulu, ahli bisa dipenuhi dari luar partai. Tentu ini sangat membahayakan ketika negara butuh sentuhan para ahli, bukan hanya ahli politik.
Baca Juga: Siapa Menteri BUMN Pilihan Presiden Terpilih Prabowo, Ini Kata Politisi PDI Perjuangan
Baru-baru ini beredar informasi Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bakal bertemu dengan presiden terpilih Prabowo Subianto. Pertemuan tersebut akan dilaksanakan sebelum pelantikan presiden 20 Oktober. Apa agenda yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut ? Karena pertemuan itu dilakukan sebelum pelantikan, wajar bila masyarakat menduga mereka bakal membahas koalisi.
Benarkah ? Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani tak mau menjelaskan detil. Ia hanya mengatakan pertemuan itu akan membahas banyak hal. Diyakini Prabowo akan menawarkan kepada Megawati untuk bergabung dengan pemerintah, yakni dengan menempatkan kader terbaiknya di kabinet.
Secara psikologis antara Prabowo dan Megawati tidak ada masalah, hubungan mereka baik-baik saja. Tentu ini berbeda dengan hubungan antara Presiden Jokowi dengan Megawati yang semua orang tahu sedang tidak baik-baik saja. Nah, bila Prabowo menerima kunjungan Megawati, ini menunjukkan bahwa Prabowo adalah presiden terpilih yang tidak berada dalam kendali Jokowi.
Publik mungkin akan berspekulasi bahwa Prabowo sedang melepaskan diri dari pengaruh Presiden Jokowi. Dialah presiden yang akan dilantik 20 Oktober mendatang. Agaknya, suhu politik kian menghangat, benarkah Jokowi akan ditinggalkan ? Kita lihat saja perkembangannya pada pekan-pekan mendatang. (Hudono)
| BalasTeruskan Tambahkan reaksi |