HARIAN MERAPI - Ada sepuluh ayat Al-Quran tentang penciptaan manusia dan alam, diantaranya orang yang berakal senantiasa berfikir tentang penciptaan langit dan bumi.
Lingkungan hidup dalam perspektif Islam, artinya bahwa Islam selain sebagai pedoman hidup
bagi manusia juga menjadi pedoman bagi pengelolaan alam semesta, sehingga agama Islam juga menata dan memberikan konsep bagi kehidupan ini, bahkan mulai dari penciptaan alam semesta, langit, bumi, air, udara, daratan, lautan manusia, dan tumbuhan,
Selain melarang membuat kerusakan di muka bumi, Islam juga mempunyai kewajiban untuk menjaga lingkungan dan menghormati alam semesta yang mencakup jagat raya yang di dalamya termasuk manusia, tumbuhan, hewan, makhluk hidup lainnya, serta makhluk tidak hidup.
Nilai agama dan lingkungan ini semakin relevan digali manakala dunia tengah menghadapi
krisis lingkungan akibat ulah manusia. Terdapat banyak dalil dari Al-Quran yang menyuruh kita ramah dengan lingkungan dan proses kejadian manusia; yakni:
Pertama, istri laksana ladang tempat bercocok tanam. Firman Allah SWT: “Istrimu adalah
ladang bagimu. Maka, datangilah ladangmu itu (bercampurlah dengan benar dan wajar) kapan dan bagaimana yang kamu sukai. Utamakanlah (hal yang terbaik) untuk dirimu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menghadap kepada-Nya. Sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang mukmin.” (QS. Al-Baqarah; 2:223).
Kedua; orang yang berakal senantiasa berfikir tentang penciptaan langit dan bumi. Firman
Allah SWT: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali Imran; 3:190-191).
Ketiga, Orang-orang kafir tidak berpikir jernih dalam mengamati fenomena alam, padahal
peristiwa yang ada di alam ini merupakan bukti adanya Allah dan kekuasaan-Nya yang mutlak.
Firman Allah SWT: “Apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi, keduanya, dahulu menyatu, kemudian Kami memisahkan keduanya dan Kami menjadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air? Maka, tidakkah mereka beriman?” (QS. Al-Ambiya’; 21:30).
Keempat, Allah sebaik-baik perncipta. Firman Allah SWT: “Kemudian, air mani itu Kami
jadikan sesuatu yang menggantung (darah). Lalu, sesuatu yang menggantung itu Kami jadikan segumpal daging. Lalu, segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang. Lalu, tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah sebaik-baik pencipta.” (QS. Al-Mukminun; 23:14).
Kelima, Allah memberikan rezeki dari langit dan bumi. Firman Allah SWT: “Bukankah Dia
(Allah) yang menciptakan (makhluk) dari permulaannya, kemudian mengulanginya (lagi) dan yang memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah di samping Allah ada tuhan (yang lain)? Katakanlah, “Kemukakanlah bukti kebenaranmu, jika kamu orang yang benar.” (QS. An-Naml; 27:64).
Keenam, Dia menurunkan delapan pasang hewan ternak untukmu, yakni sepasang unta, sapi, domba, dan kambing. Firman Allah SWT: “Dia menciptakanmu dari jiwa yang satu (Adam), kemudian darinya Dia menjadikan pasangannya dan Dia menurunkan delapan pasang hewan ternak untukmu. Dia menciptakanmu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhanmu, Pemilik kerajaan. Tidak ada tuhan selain Dia. Mengapa kamu dapat berpaling (dari kebenaran)?” (QS. Az-Zumar; 39:6).
Baca Juga: Para pemudik, Polres Jaktim buka layanan penitipan kendaraan gratus lho
Ketujuh, Allah menegaskan apakah orang-orang kafir itu mengingkari Allah sebagai Pencipta
yang menjadikan semesta alam ini. Firman Allah SWT: “Apakah mereka tercipta tanpa asal-usul ataukah mereka menciptakan (diri mereka sendiri)? Apakah mereka menciptakan langit dan bumi? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka katakan).” (QS. At-Tur; 52:35-36).