Demikianlah, kesabaran itu dapat menjadi ukuran yang paling jelas bagi tingkat
kepribadian seseorang.
Orang yang masih sering emosional ketika memecahkan persoalan, selalu tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaan dan marah ketika keinginannya belum terpenuhi, berarti pribadinya belum matang.
Sebaliknya, orang yang sabar dalam kondisi apa pun; ketika menerima nikmat, mendapat ujian atau cobaan, bahkan ketika menerima musibah sekalipun, berarti orang tersebut kepribadiannya telah matang.
Yaitu pribadi yang mampu tampil secara meyakinkan, penuh percaya diri, mengedepankan pertimbangan nalar dan kreatif-inovatif.
Situasi seperti apapun yang terjadi akan dihadapinya dengan lapang dada dan penuh keyakinan bahwa ujian dari-Nya adalah saran untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaannya.
Karena itu, bukanlah sesuatu yang mengada-ada jika Allah memberikan jaminan
kesuksesan hidup bagi siapapun hamba-Nya yang dapat sabar.
Firman Allah SWT: “Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan
(yang baik”. (QS. Ar-Ra’a;, 13:22).
Dalam ayat lain: ''Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu" (QS. Muhammad, 47 : 31).
Ujian dan tantangan kehidupan yang sering dating pada jalan kehidupan seseorang hadapilah dengan sabar dan semoga “badai pasti akan berlalu” dari linghkaran kehidupan.
Kesabaran akan dapat benar-benar membakar semangat hidup dan menghilangkan sifat serta perlilaku negatif yang ada pada diri kita dan dapat tumbuh sifat sabar yang akan membuka pintu kebaikan, kemuliaan dan keselamatan hidup dunia-akhirat. Aamiin.(Oleh : Dr. H. Khamim Zarkasih Putro, M.Si) *