Waspada ujaran kebencian, bisa berbuntut hukum

photo author
- Minggu, 18 Februari 2024 | 07:30 WIB
tangkapan layar- Potongan surat permintaan maaf yang ditulis Ferdinand Hutahaean, tersangka kasus dugaan ujaran kebencian bermuatan SARA, di Rutan Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (17/1/2022).  (ANTARA/Laily Rahmawaty)
tangkapan layar- Potongan surat permintaan maaf yang ditulis Ferdinand Hutahaean, tersangka kasus dugaan ujaran kebencian bermuatan SARA, di Rutan Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (17/1/2022). (ANTARA/Laily Rahmawaty)

BUDAYAWAN Butet Kartaredjasa dilaporkan ke Polda DIY karena dinilai mengeluarkan ujaran kebencian saat kampanye 03 di Alun-alun Wates Minggu kemarin. Ini terkait dengan pernyataannya yang menyebut-nyebut Jokowi dikaitkan dengan binatang. Para pendukung atau relawan 02 kemudian mengadukan yang bersangkutan ke Polda DIY.

Kita belum tahu persis bagaimana kepolisian menyikapi pengaduan tersebut. Yang jelas, pernyataan Butet banyak diunggah dan viral di media sosial. Apakah kontennya masuk kategori penyebaran kebencian atau tidak, serahkan saja pada kepolisian yang menangani perkara tersebut.

Meski demikian, kita tetap menyayangkan terjadinya kegaduhan antarpendukung paslon atau kontestan, khususnya capres-cawapres. Pun banyak yang menyayangkan mengapa Butet yang notabene seorang budayawan terlibat politik praktis. Tentu ini tidak salah, namun sebagai pilihan pribadi yang pada akhirnya konsekuensinya juga ditanggung pribadi.

Baca Juga: Satu TPS di Makamhaji kemungkinan gelar PSU Pemilu 2024, ini masalahnya

Berkaitan kasus tersebut alangkah baiknya kita memperhatikan pesan Raja Yogyakarta yang juga Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X agar Pemilu, termasuk kampanye, dilakukan secara damai dan menjaga keutuhan bangsa. Kalau pesan ini benar-benar diimplementasikan niscaya tak ada kegaduhan yang berbuntut saling lapor antarpendukung.

Muara persoalannya adalah saling serang dan menjelekkan. Bahwa semua merasa paling baik dan benar, tentu wajar. Namun ketika sudah menjelekkan orang lain atau kontestan lain, rawan memunculkan masalah. Kampanye yang saling menjelekkan kontestan lain tidaklah kondusif. Akan lebih baik bila para pendukung fokus pada jagonya masing-masing dan tak perlu menjelekkan yang lain.

Kampanye yang berkualitas adalah saling menghargai antarkontestan. Soal rekam jejak masing-masing kontestan, biarlah masyarakat yang menilai. Dalam masalah ini, setiap warga negara yang telah memenuhi syarat memilih, dijamin haknya menggunakan haknya untuk memilih yang meresa disukai tanpa paksaan pihak manapun. Tokh di dalam bilik suara tidak ada yang tahu yang bersangkutan memilih siapa.

Baca Juga: Ganjar sebut ada anomali terhadap perolehan suaranya dalam pilpres dan pileg

Inilah pentingnya menegakkan asas Pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil atau sering dikenal dengan akronim Luber dan Jurdil. Masih ada waktu untuk memperbaiki kualitas pemilu, juga kualitas debat capres Minggu yang akan datang. Debat adalah ajang adu gagasan, bukan ajang saling serang secara personal. Lebih penting lagi, peserta pemilu dapat mengendalikan pendukungnya agar tidak bikin gaduh. (Hudono)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Perlu penertiban pengamen di Jogja 

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:00 WIB

Begini jadinya bila klitih melawan warga

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Juragan ikan ketipu perempuan, begini modusnya

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ngeri, pekerja tewas di septic tank, ini gara-garanya

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pak Bhabin kok urusi kawin cerai

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:30 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Waspadai bukti transfer palsu

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:30 WIB
X