Menangkal teroris tak cukup hanya dengan penindakan, tapi juga lewat cara ini

photo author
- Senin, 1 Januari 2024 | 09:30 WIB
Polisi menunjukkan foto empat orang sisa Daftar Pencarian Orang (DPO) Teroris anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso di Mapolda Sulteng di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (22/9/2021). Setelah pimpinan MIT Poso Ali Ahmad alias Ali Kalora ditembak mati, kepolisian merilis kembali sisa DPO Teroris anggota MIT Poso sebanyak empat orang yakni Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Mukhlas, Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang, dan Suhardin alias Pranata.  (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)
Polisi menunjukkan foto empat orang sisa Daftar Pencarian Orang (DPO) Teroris anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso di Mapolda Sulteng di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (22/9/2021). Setelah pimpinan MIT Poso Ali Ahmad alias Ali Kalora ditembak mati, kepolisian merilis kembali sisa DPO Teroris anggota MIT Poso sebanyak empat orang yakni Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Mukhlas, Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang, dan Suhardin alias Pranata. (ANTARA FOTO/Basri Marzuki)



JELANG Pemilu 2024, Densus 88 Antiteror kembali menangkap tiga terduga teroris di Boyolali, dua di antaranya pasangan suami istri, baru-baru ini.

Mereka ditangkap di rumah indekos Desa Ketaon Banyudono, sedang seorang lagi ditangkap di Desa Tambak Kecamatan Boyolali. Penangkapan tersebut disaksikan aparat desa setempat sebagai saksi.

Berdasar keterangan masyarakat di sekitar lokasi, pasangan suami istri yang ditangkap Densus 88 jarang bersosialisasi dengan warga sekitar. Mereka dikenal tertutup dan tak pernah mengikuti kegiatan sosial. Polisi masih menyelidiki kelompok mereka, atau hal yang terkait dengan jaringannya.

Baca Juga: Desentralisasi Pengelolaan Sampah Tahun 2024, Pemkot Yogyakarta Optimalkan TPS 3R dan TPST

Seperti kita ketahui, dalam penggerebekan terduga teroris, acap aparat kepolisian setempat tak diberi tahu. Tahu-tahu datang Densus 88 dari pusat dan langsung menggerebek target operasi. Pengurus RT atau RW diminta menjadi saksi ketika dilakukan penggerebekan dan penyitaan barang.

Sebelum penggerebekan, mestinya aparat Densus 88 telah melakukan penelusuran atau penyelidikan menyangkut keberadaan terduga teroris. Sehingga, ketika digerebek, barang bukti sudah didapat dan memudahkan proses hukum selanjutnya.

Persoalannya, mengapa masyarakat sekitar lokasi penggerebekan tak tahu menahu bahwa di lingkungannya ada terduga teroris ?

Baca Juga: Meriahnya Perayaan Pergantian Tahun di Malioboro, Penyulut Flare Berhasil Dihalau Polisi

Hal itu kiranya perlu menjadi catatan. Sebab, berdasar pengalaman selama ini, terduga teroris akan berbaur dengan masyarakat. Mereka tak menunjukkan gerak-gerik mencurigakan sehingga relatif diterima masyarakat. Tapi tetap saja ada hal yang tidak lumrah dan kita sebut mencurigakan, antara lain orangnya terkesan tertutup dan tak pernah ikut kegiatan sosial.

Mungkin ini bisa menjadi titik awal untuk identifikasi. Orang yang tak pernah bergaul dengan masyarakat sekelilingnya patut dicurigai, ada apa ? Boleh jadi, ini sebagai deteksi dini masuknya orang-orang asing yang tidak dikenal dan bikin masalah di masyarakat. Tidak ‘srawung’ dengan masyarakat bisa menjadi indikasi awal kecurigaan bahwa ada yang tidak beres dengan orang tersebut.

Memang kita tidak buru-buru menyimpulkan bahwa seseorang terlibat terorisme, tanpa didukung bukti kuat. Namun, bila orang tersebut tertutup dan tak mau bergaul dengan masyarakat, patut kiranya kita curiga.

Baca Juga: Sumedang Diguncang Gempa Bumi Magnitudo 4,8, Puluhan Rumah Rusak, Tiga Orang Luka-luka Tertimpa Reruntuhan

Apalagi bila orang tersebut tidak meminta izin kepada pengurus RT atau RW saat masuk kampung. Jadi, sesungguhnya identifikasi seseorang, terutama yang baru masuk kampung, menjadi kompetensi pengurus kampung bersangkutan untuk memeriksanya, yakni melalui KTP yang ia bawa. Bila tak ber-KTP maka patut dicurigai pasti ada hal yang tak beres. (Hudono)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

'Ke-Empu-an' perempuan dalam Islam

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:00 WIB

Perlu penertiban pengamen di Jogja 

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:00 WIB

Begini jadinya bila klitih melawan warga

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:30 WIB

Juragan ikan ketipu perempuan, begini modusnya

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:00 WIB

Doa-doa mustajab dalam Al-Quran dan Al-Hadits

Sabtu, 20 Desember 2025 | 17:00 WIB

Pesan-pesan Al-Quran tentang menjaga kesehatan jiwa

Jumat, 19 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tasamuh dalam beragama

Rabu, 17 Desember 2025 | 17:00 WIB

Keutamaan membaca dan tadabbur Al-Quran

Selasa, 16 Desember 2025 | 17:00 WIB

Manajemen hati untuk raih kebahagiaan sejati

Senin, 15 Desember 2025 | 17:00 WIB

Tujuh kunci masuk ke dalam pintu Surga-Nya

Minggu, 14 Desember 2025 | 17:00 WIB

Ngeri, pekerja tewas di septic tank, ini gara-garanya

Minggu, 14 Desember 2025 | 09:00 WIB

Pak Bhabin kok urusi kawin cerai

Minggu, 14 Desember 2025 | 08:30 WIB

Peran orang tua dalam pembentukan generasi berkualitas

Sabtu, 13 Desember 2025 | 17:00 WIB

Waspadai bukti transfer palsu

Jumat, 12 Desember 2025 | 12:30 WIB
X