JUDUL di atas terasa mengusik pikiran kita dan tentu memunculkan banyak pertanyaan. Siapa yang tawuran dan apa urusannya ? Fenomena inilah yang terekam pada Minggu pekan lalu sekira pukul 03.30. Sekelompok remaja yang diduga geng pelajar mengendarai motor dengan kencang masuk ke kampung Brajan Tamantirto Kasihan Bantul.
Sebelumnya terlihat pengendara memacu motornya dari arah utara dan ketika ditanya warga mengatakan dikejar-kejar klitih. Tak lama berselang datanglah rombongan remaja dengan lima sepeda motor, juga dari arah utara. Namun mengetahui ada warga di lokasi, nyali mereka ciut dan hendak kabur. Warga pun sigap mengejar mereka hingga berhasil mengamankan 6 remaja, pelajar semua.
Saat diinterogasi mereka mengaku hendak tawuran dengan kelompok pelajar lain. Keenam pelajar tersebut kemudian diserahkan ke Polsek Kasihan. Mereka pun mendapat pembinaan dengan dihadirkan orang tuanya.
Baca Juga: PSIS lolos dari sanksi berat Komdis PSSI, Panpel langsung proses izin laga lawan Madura United
Masih belum jelas bagaimana reaksi orang tua maupun wali melihat anaknya berkeliaran pada dini hari, atau jam yang seharusnya mereka berada di rumah. Untungnya, warga di kampung Brajan sigap dan mengamankan mereka sebelum pecah tawuran. Petugas jaga warga di Dusun Brajan juga siap siaga mengantisipasi keadaan sehingga para pelajar tersebut dapat diamankan.
Semestinya, orangtua mereka juga mendapat pembinaan, bukan hanya anaknya. Sebab, sedikit banyak, perilaku anak-anak dipengaruhi perilaku orang tua. Bila orang tua membiarkan anak berkeliaran di jalan, dampaknya dapat diduga, anak bisa berubah menjadi pribadi yang perilakunya tidak terkontrol, liar, bahkan terlibat klitih.
Dalam peristiwa di atas memang belum terjadi tawuran, namun setidaknya telah ada niat dari geng pelajar tersebut untuk tawuran, yakni dengan menyerang geng atau kelompok lain. Inilah yang mestinya menjadi perhatian serius. Untungnya petugas jaga warga di Dusun Brajan terhitung disiplin dan solid sehingga cepat mengambil langkah antisipasi tanpa main hakim sendiri.
Baca Juga: Kenapa bangunan peninggalan Belanda bisa bertahan lama, ini dia rahasianya
Pertahanan kampung sangatlah penting. Karena itu, jaga warga harus diperkuat. Mereka harus melakukan patroli secara rutin dan intensif untuk menangkal gangguan dari luar, termasuk masuknya geng pelajar maupun klitih. Mengamankan klitih tentu tak keliru asal tak main hakim sendiri. Setelah itu, barulah diserahkan kepada polisi. Kalau perlu dikawal hingga proses hukumnya selesai. (Hudono)