Panjang karya yang dikirimkan sebagai berikut: minimal 3 judul, maksimal 5 halaman (puisi), 1 judul, maksimal 5 halaman (cerpen) dan 1 judul, maksimal 10 halaman (naskah lakon).
Baca Juga: Amber Heard Jadi Bulan-bulanan di Media Sosial, Sebut Komentar Netizen Tidak Adil
Sebagian peserta bahkan sudah ada yang pernah juara dalam lomba menulis/membaca puisi dan cerpen.
Adapun nara sumber atau tutor workshop berasal dari sastrawan/aktor teater yang sudah lama menekuni bidang masing-masing, yakni Nunung Deni Puspitasari (naskah lakon), Eko Triyono (cerpen) dan Anes Prasetya (puisi).
“Masing-masing tutor ada tim pendamping. Semua siap berbagi ilmu dan wawasan seputar penulisan karya sastra tak sebatas di ruang kelas saja, tapi bisa juga misalnya sambil diskusi santai saat jam-jam istirahat,” terangnya.
Baca Juga: Ingatkan Konferensi Asia Afrika di Bandung, Beijing Puji Pidato Menhan Prabowo Subianto di Singapura
Ditambahkan Adhi, segenap peserta yang mengikuti kegiatan yang diinisiasi Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) DIY tersebut pada hari terakhir diharapkan menulis dua judul karya.
Dua judul karya yakni terdiri dari, satu karya hasil workshop yang akan dibukukan untuk tahun selanjutnya, dan satu karya lainnya untuk dilombakan dan mendapatkan hadiah.
Selain itu akan dipilih karya-karya yang akan dipentaskan, yang terdiri dari dua macam kategori, yakni naskah lakon terbaik, puisi dan cerpen pilihan hasil workshop.
Baca Juga: Kisah Nyata Bahagia itu Sederhana dan Serakah Terhadap Warisan Bisa Membawa Malapetaka
Pentas karya direncanakan kisaran sebulan lagi, yaitu Juli 2022 mendatang.
“Karya yang akan dipilih dan dipentaskan, dua naskah lakon terbaik, puisi dan cerpen pilihan hasil workshop,” papar Adhi. *