Harapan Aisha untuk karya terbarunya tersebut adalah agar generasi muda juga dapat mengenalkan budaya dan bahasa daerah mereka melalui musik.
Karena musik adalah cara yang menyenangkan untuk melestarikan budaya, dan Aisha berharap anak-anak lain juga bisa mengenalkan lagu daerah mereka dengan genre musik yang lebih populer saat ini.
Susy Susanti, ibu Aisha, berbagi pandangannya tentang kolaborasi dengan Aisha dalam album Sosobatan. Ia merasa sangat bahagia dan termotivasi untuk rekaman bersama Aisha.
“Ini bukan hanya sebagai dukungan terhadap bakat anak, tetapi juga untuk meninggalkan kenangan indah bersama," ungkap Susy.
Susy menjelaskan bahwa musik adalah media yang efektif untuk mengenalkan budaya kepada generasi muda, terlebih dengan Aisha yang memiliki darah Sunda. Musik adalah media universal yang mudah diterima. Lewat musik, kita bisa melestarikan bahasa dan budaya Sunda dengan cara yang menyenangkan.
Sendi Setia Permadie, ayah Aisha Kamila, menekankan pentingnya peran keluarga dalam mendukung anak untuk mencintai budaya daerah. Pendidikan dan keluarga sangat penting dalam menjaga kecintaan anak terhadap budaya daerah.
“Budaya adalah bagian dari identitas diri, dan sebagai orang tua, kami berusaha membuka wawasan Aisha tentang kearifan lokal Sunda," ujar Sendi.
Sendi juga mengungkapkan dukungannya terhadap genre musik yang dipilih Aisha untuk mini album Sosobatan.
Dukungan terbesarnya adalah dukungan moral. Aisha berani mencoba tantangan baru dengan membawakan lagu-lagu berbahasa Sunda dengan genre jazz fusion, dan ia berharap hal tersebut dapat memberikan angin segar bagi musik Sunda di masyarakat.
“Mini album Sosobatan sudah dapat dinikmati oleh para penggemar musik melalui berbagai platform musik digital. Untuk mendengarkan lagu-lagu terbaru Aisha Kamila, kunjungi kanal YouTube resmi Aisha di https://youtube.com/@aishakamilasuperkids,” kata Sendi.
Peluncuran mini album Sosobatan menjadi sebuah momen istimewa yang menghadirkan kerja sama banyak pihak di balik proses kreatifnya. Album tersebut lahir dari tangan dingin Rulli Aryanto, yang tak hanya bertindak sebagai penulis lagu, tetapi juga memegang peran penting sebagai produser.
Dalam proses penerjemahan lirik, hadir kontribusi Harist Ciwit, memastikan setiap makna tersampaikan dengan tepat dan menyentuh.
Dari sisi produksi musik, Tixxy menjadi sosok kunci yang meramu karakter suara hingga mencapai warna khas Sosobatan. Sementara itu, deretan pemain turut memperkaya tekstur musik: 13NDRL menghadirkan sentuhan programming, synthesizer, serta loop dan drum yang dinamis, Tixxy mengisi alunan bass yang solid, dan Pak Imo memberi nyawa lewat permainan gitar yang penuh rasa.
Proses vokal pun tak luput dari perhatian. DBL memegang kendali sebagai vocal tracker, sedangkan Tixxy dan Rulli Aryanto bertindak sebagai vocal director yang memastikan setiap nuansa vokal tersampaikan dengan sempurna.
Editing vokal kemudian dipercayakan kepada Belajarmusiks Studio’s, sebelum akhirnya Revemayuzumi menyempurnakan keseluruhan suara lewat proses mixing dan mastering.