HARIAN MERAPI - Film Petaka Gunung Gede yang bergenre horor dan diangkat dari kisah nyata mulai masuk di layar lebar. Tak sekedar menyuguhkan cerita horor, film ini juga mengangkat kisah persahabatan dan petualangan pendakian gunung.
Film yang diproduksi Star Vision dan disutradarai Azhar Kinoi Lubis ini mengulas kisah yang terjadi di tahun 2007 silam. Berkisah tentang Ita dan Maya yang sudah bersahabat sejak kecil di mana suatu saat mengikuti kakak Maya, Indra, dan keempat teman Indra untuk naik gunung.
Awalnya pendakian berjalan lancar. Namun perlahan kondisi Ita menurun. Terlebih saat itu ia mengalami haid.
Mengetahui hal itu Indra dan teman-temannya meminta Ita untuk pulang. Namun Ita kekeuh ingin melanjutkan pendakian sampai puncak.
Baca Juga: Penghematan anggaran tidak terkait MBG, kata Komisi VII DPR RI Bambang Haryo Soekartono
Teror pun dimulai, selama perjalanan hingga puncak Ita kerap dirasuki makhluk halus. Mereka menganggap kejadian-kejadian janggal itu terjadi akibat Ita sedang datang bulan. Namun ada penyebab yang lebih besar lagi dibaliknya hingga menyebabkan Ita meninggal dunia usai mendaki Gunung Gede.
Pemeran Ale, Endy Arfian mengatakan, film ini tergolong angin segar untuk kalangan film bergenre horor. Sebab, film ini tak sekedar mengagetkan penonton tetapi ada pesan moral di dalamnya.
“Secara konten kita sebisa mungkin membuat sesuatu yang baru, bukan cuma horor yang nakut-nakutin doang yang isinya jump scare. Kita berusaha bikin horor yang berkualitas, contohnya film ini dengan dramanya yang kuat, ada pesan moralnya, ada adventurenya juga. Kalau nonton film ini banyak sih yang dirasain, nilai-nilainya itu banyak. Persahabatannya juga kuat banget. Kenapa kerjasama dengan Sheila on 7 buat ngisi soundtrack kita karena pesannya begitu besar di film ini,” kata Endy, Kamis (6/2/2025).
Baca Juga: Cerita misteri tersesat di desa mati 3, Arhan hilang sehari semalam dan semua orang pun mencari
Hal serupa dikatakan Adzana Ashel, pemeran karakter Ita di mana menurutnya film ini menunjukkan bahwa sahabat sejati memanglah ada. Dalam film ini, kejadian-kejadian hororlah yang membuat kisah ini tampak menyeramkan.
“Naik gunung itu tidak berbahaya, cuma harus tahu tempat, nggak boleh sembarangan dan menaati peraturan yang sudah dianjurkan,” kata Ashel.
Dalam memerankan karakter Ita, menurutnya tantangan terbesar adalah mengulik sosok Ita itu sendiri. Mengingat karakter Ita yang asli sudah meninggal dunia.
“Teh Ita kan sudah almarhum, jadi susah mengulik karakternya lebih lanjut. Apalagi Teh Ita ada orang aslinya, jadi yang paling susah mendalami krakter Teh Ita. Tapi ada Teh Maya (pemilik cerita) yang membantu,” terangnya.
Proses penggarapan film ini memakan waktu sekitar 2 bulan sejak reading naskah hingga syuting. Dikarenakan film ini mengangkat pendakian gunung, para cast juga menjalani syuting di Gunung Gede selama 7 hari.