Dengan kata lain, sebutnya, adanya suatu festival film miliki multiplier effect, tak hanya terkait industri film saja. Namun, juga akan bermanfaat pada pendidikan, seni-budaya, tenaga kerja hingga perekonomian.
Adapun rangkaian Hari Film Nasional penting untuk selalu dilaksanakan, sebab termasuk suatu perayaan bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menghargai kontribusi dari para pelaku perfilman Indonesia.
“Jadi, bukan hanya sarana hiburan saja, sebab film juga berperan dalam menyampaikan dan membentuk identitas budaya bangsa kita tercinta ini,” tandasnya.
Baca Juga: Volume sampah naik 25 persen per hari selama Lebaran, ini yang dilakukan Pemkab Temanggung
Hari Film Nasional tersebut, tak dapat dilepaskan dengan sejarah perfilman di Indonesia, yakni pada 1950 silam, ketika Usmar Ismail melalui perusahaan film miliknya sendiri (Perfini) berhasil memproduksi film berjudul Darah dan Doa (The Long March of Siliwangi).
Sejak saat itu, masa kejayaan film tanah air pun dimulai. Film Darah dan Doa dinilai suksees, karena menggambarkan bagaimana ideologi yang dimiliki orang-orang Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia tercinta. *