Ini tantangan pendidikan tinggi menurut WR I Untidar Magelang Prof Suyitno, mahasiswa jangan ijazah-oriented!

photo author
- Selasa, 20 September 2022 | 05:30 WIB
Wakil Rektor I Untidar Magelang Prof Dr Suyitno ST MSc menyampaikan pandangannya tentang tantangan pendidikan tinggi dalam workshop Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka di Polsa Kutoarjo. (Foto: Jarot Sarwosambodo)
Wakil Rektor I Untidar Magelang Prof Dr Suyitno ST MSc menyampaikan pandangannya tentang tantangan pendidikan tinggi dalam workshop Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka di Polsa Kutoarjo. (Foto: Jarot Sarwosambodo)

HARIAN MERAPI - Ini dia tantangan dunia pendidikan tinggi menurut Wakil Rektor (WR) I Universitas Tidar (Untidar) Magelang, Prof Dr Suyitno ST MSc.

WR I Untidar Magelang Prof Dr Suyitno ST MSc mengatakan jika tantangan itu dihadapi seluruh kampus penyedia layanan pendidikan tinggi di Indonesia.

Tantangan yang disebutkan WR I Untidar Prof Dr Suyitno ST MSc itu adalah bagaimana layanan pendidikan tinggi menghasilkan profil lulusan yang  yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

Baca Juga: SMPN 10 Yogyakarta sekolah penggerak pelaksanaan P5 implementasi Kurikulum Merdeka

Profil lulusan adalah peran yang bisa dilakukan oleh lulusan perguruan tinggi di bidang tertentu/bidang keahlian tertentu setelah menyelesaikan studi.

WR I Untidar Magelang Prof. Dr. Suyitno ST MSc menyampaikan hal tersebut saat menjadi pembicara dalam Workshop Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di kampus Politeknik Sawunggalih Aji (Polsa) Kutoarjo, minggu lalu.

“Ironisnya, banyak mahasiswa hanya ijazah-oriented!,” tutur Suyitno.

Menurutnya, pendidikan yang baik itu seharusnya mendidik mahasiswa dari segi pikiran, hati, dan tangan.

Kalau tiga-tiganya bisa berjalan, lulusan perguruan tinggi akan bisa mengerjakan apa pun selepas bangku kuliah.

Pendidikan vokasi bisa menempa ketiga hal tersebut," ucapnya.

Baca Juga: HIPMI PT UMY sebagai wadah mentoring dan sharing kegiatan wirausaha bagi mahasiswa

"Saat ini bahkan perguruan tinggi terbaik di dunia seperti MIT sekali pun juga sudah menerapkan pendidikan yang mendekati vokasi,” tambah Prof Dr Suyitno.

Pakar metalurgi yang menyelesaikan pendidikan S-1 dan S-2 di Delft University of Technology, Belanda ini menegaskan, penguasaan substansi melalui buku sudah tak lagi mencukupi.

Mahasiswa harus disiapkan untuk terjun ke lapangan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Jarot Sarwosambodo

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X