HARIAN MERAPI - Berbagai kerajinan unik dari barang bekas seperti botol plastik karya siswa SD Muhammadiyah Karangharjo, Berbah, Sleman, Yogyakarta, dipamerkan di acara gelar karya dalam rangka menyongsong Milad ke-113 Muhammadiyah.
Kerajinan unik dari barang bekas seperti botol plastik dan sejenisnya karya siswa SD Muhammadiyah Karangharjo, Berbah, Sleman, pun menarik perhatian sejumlah pengunjung.
Adapun kerajinan unik dari barang bekas karya siswa SD Muhammadiyah Karangharjo, Berbah, Sleman, antara lain miniatur PLTA, aquarium mini, pot bunga, dan berbagai produk kerajinan lain yang fungsional.
Baca Juga: Ini pentingnya peran keluarga dalam melindungi anak di ruang digital
Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Karangharjo, Hartoyo SPd MPd, mengatakan kerajinan dari barang bekas merupakan salah satu upaya mendidik siswa sejak dini tentang pentingnya pengolahan sampah.
Dia menyebut, keterampilan mengolah sampah atau barang-barang bekas menjadi kerajinan unik atau barang fungsional merupakan salah satu prioritas pembelajaran keterampilan di sekolahnya.
"Sampah menjadi masalah besar bagi masyarakat, karena itu kita beri kesadaran dan keterampilan mengolah sampah menjadi kerajinan yang berguna," kata Hartoyo SPd MPD, di sela acara gelae karya di sekolahnya, Kamis (20/11/2025).
Tidak hanya kerajinan berbagai jenis, barang bekas seperti botol, plaatik kemasan dan lainnya juga dibuat menjadi alat peraga.
Baca Juga: Ini gejala yang bisa ditimbulkan akibat bayi terinfeksi RSV
"Jadi, kita memanfaatkan barang bekas menjadi bermanfaat, sekaligus juga membantu pemerintah menangani persoalan sampah," ujar Hartoyo, SPd MPd.
Guru Kelas 6C SD Muhammadiyah Karangharjo Rini Widiastuti, menjelaskan jika berbagai kerajinan barang bekas merupakan salah satu implementasi dari pembelajaran P8.
"Kita ambil tema 'Sampahku Tanggungjawabku' untuk mengajak anak-anak bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan, dengan membuatnya menjadi kerajinan yang berguna," katanya.
Rini Widiastuti menyebut, anak-anak sangat antusias mengikuti pembelajaran keterampilan ini. Bahkan, berbagai kerajinan yang dibuat merupakan ide para siswa sendiri.
"Kita para guru hanya memberikan pertanyaan pemantik, agar siswa punya ide dan gagasan sendiri," ujarnya.