pendidikan

Tebus Ijazah Tertahan di Sekolah Swasta, Disdikpora DIY Anggarkan Rp2,4 Miliar

Jumat, 11 Oktober 2024 | 08:30 WIB
Ilustrasi - Puluhan ribu siswa SMA/MA dan SMK di Kabupaten Bantul saat menampilkan tari Montro. ( Foto : Yusron Mustaqim)

HARIAN MERAPI - Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Daerah Istimewa Yogyakarta menganggarkan dana sebesar Rp2,4 miliar untuk membantu pembebasan ijazah yang masih tertahan di sekolah swasta tingkat SMA/SMK di wilayah tersebut.

"Untuk yang di swasta kita punya Rp2,4 miliar. Nanti kita cermati bersama-sama siapa yang kita akomodir untuk dibantu," kata Wakil Kepala Disdikpora DIY Suhirman seperti dilansir dari Antara di Yogyakarta, Kamis (10/10).

Suhirman memastikan persoalan penahanan ijazah lulusan sekolah tingkat SMA/SMK di DIY telah dipetakan secara bertahap.

Baca Juga: Timnas Belum Terkalahkan di Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia

"Kita kumpulkan sekolah-sekolah supaya menginventarisir permasalahan, mengapa belum diberikan," ujarnya.

Untuk tahap awal, pihaknya telah mengumpulkan sebanyak 43 SMA/SMK Negeri di DIY yang teridentifikasi masih menyimpan ijazah sejumlah lulusan.

Adapun terhadap sekolah swasta, Disdikpora DIY bakal menjadwalkan pemanggilan serupa pada tahap berikutnya.

Baca Juga: Sisternet Goes to Campus, Ajak Mahasiswi UMY Berani Pecahkan Batasan di Dunia Karir

Berdasarkan hasil inventarisasi, Suhirman menyebut tidak menemukan kasus penahanan ijazah di sekolah negeri yang disebabkan masalah tunggakan biaya pendidikan.

"Untuk yang negeri tidak ada. Pokoknya kalau yang negeri tidak ada kaitannya dengan (tunggakan) biaya," terangnya.

Dari informasi masing-masing sekolah negeri, menurut dia, ijazah tidak ditahan, melainkan belum diambil oleh para lulusan karena berbagai alasan.

Baca Juga: Prabowo berjanji akan bangun sebanyak tiga juta rumah setiap tahun

Sebagai dokumen penting, kata dia, ijazah memang harus diambil langsung oleh para pemiliknya.

"Mungkin karena masalah teknis, (lulusan) sudah sulit dihubungi atau sudah bekerja di luar kota atau waktu itu belum cap tiga jari tapi sudah bekerja," ucap Suhirman.

Meski begitu, dia meminta sekolah-sekolah tersebut untuk tetap aktif mencari informasi terkait keberadaan para pemilik ijazah.

Halaman:

Tags

Terkini