HARIAN MERAPI- Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, belum lama ini, menyelenggarakan seleksi ujian masuk gelombang 1 dengan skema tiga jalur.
Adapun tiga jalur ujian yang diterapkan Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, yaitu jalur Peserta Didik Kader Persyarikatan (PDKP) dengan ujian seleksi CBT, tes wawancara dan tes membaca Al-Qur'an.
Menurut Wakil Direktur III Bidang Kesiswaan Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, Ustadz Zulkifli MPd, secara umum, materi tes yang diujikan adalah mengukur kemampuan berpikir peserta didik.
Baca Juga: Polisi ungkap pencurian besi rel kereta api di wilayah Tanjungkarang, ini pelakunya
Yakni, meliputi kemampuan pemahaman dan penalaran peserta didik yang mencakup kemampuan literasi (level 3) serta numerasi (level 3).
Ada pula ujian Bahasa Inggris meliputi present continous tense, past tense, comparison, have to, must, how many, how much, article a/an dan narrative text.
“Untuk ujian Bahasa Arab dengan materi kemampuan Bahasa Arab meliputi ta’aruf, dhomir, isim isyaroh dan ama’ di kelas dan sekolah,” terangnya.
Baca Juga: Firli kembali dipanggil KPK hari ini terkait dugaan pemerasan terhadap SYL, begini harapannya
Sedangkan ujian psikotes dengan memberikan sebuah gambaran menyeluruh tentang psikologi (kepribadian) peserta didik yang sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan dari sekolah.
Lalu, tes membaca Al-Qur'an untuk mengukur kemampuan calon peserta didik dalam membaca Iqro’ jilid 6 dan tes wawancara yang dikhususkan untuk jalur tes Beasiswa PDKP dan jalur tes Kelas Internasional.
Selanjutnya, untuk ujian seleksi pada Kelas Internasional dengan tes CBT, tes speaking, tes writing, tes membaca Al-Qur'an dan wawancara dengan orang tua siswa.
Baca Juga: Begini pernyataan Biden soal serangan Israel terhadap rumah sakit di Gaza
“Sedangkan ujian Kelas Unggulan dilakukan dengan tes CBT dan membaca Al-Qur'an,” urai Ustadz Zulkifli.
Ditambahkan, jika bisa masuk Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, maka selama enam tahun karakter peserta didik akan dibentuk dan dilatih.
Sehingga akan menjadi kader yang paripurna. Selain itu dengan semangat beramal ilmiah dan berilmu amaliah, maka harapannya kader-kader madrasah setempat akan menjadi insan cendikia.