HARIAN MERAPI - Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta menggelar Forum Pelajar Internasional dengan tema, 'Young Generation Is An Agent of Change to Make Better World'.
Kegiatan yang digelar secara online, baru-baru ini, diikuti madrasah/sekolah dari tiga negara, yaitu Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta (Indonesia) dan SMK Sultanah Asma (Malaysia).
Ada lagi dari SMK Megat Dewa (Malaysia) dan Streesmutprakan School (Thailand). Khusus dari Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta mengirimkan 10 presenter.
Kesepuluh presenter tersebut berasal dari Kelas Internasional di Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, yakni ada Nabila Almayra Latief, Safina Mehrunnisa dan Mozadya Al Habsyi.
Ada pula Almirah Aulia Amirudin, Fella Fikri Attaqi, Annisa Alifia Zerlina, Ainun Fatanah Risal, Athaya Nabila Syafiq, Anisah Ghozi Bisyir dan Nadira Zafira.
Menurut Dwi Setiyawan, M.Pd, Kepala Urusan Kelas Internasional Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, kegiatan tersebut diawali dengan sambutan oleh para direktur masing-masing sekolah.
Lalu dilanjutkan dengan penyampaian keynote speaker oleh Zulfan Haidar Zamzuri Umar (CEO Suryamu Malaysia Former Principal of IISM) dan diakhiri dengan presentasi masing-masing peserta melalui breakout room.
“Breakout room dibagi menjadi delapan kelompok. Masing-masing ada lima presenter dari empat sekolah yang mempresentasikan hasil analisis serta solusi isu nasional dan global,” urainya.
Ditambahkan Dwi, santriwati Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta hampir mendominasi seluruh breakout room. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan closing statement di main room.
Sementara itu Direktur Madrasah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, Unik Rasyidah MPd mengungkapkan, tujuan dari forum tersebut adalah untuk mendiskusikan terkait isu lokal dan global.
"Agar seluruh peserta dari tiga negara sadar terhadap permasalahan yang terjadi, mampu menyikapi dan menemukan solusi," ungkap Unik Rasyidah.
Dengan demikian, lanjut Unik, seluruh peserta bisa menjadi agent of change untuk dunia. Yakni, dimulai dengan mengubah pola pikir dari masing-masing peserta.