JAKARTA, harianmerapi.com - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyampaikan keprihatinannya sampai saat ini masih ada disinformasi atau kabar hoaks seputar pandemi Covid-19.
Tenaga Ahli Menteri Kominfo Donny Budi Utoyo dalam siaran persnya, di Jakarta, Minggu (29/8/2021), mengatakan, selain penanganan limbah medis ada masalah lain yang harus ditangani, yakni disinformasi Covid-19.
Berdasar pendataan yang ia lakukan, selama pandemi, hampir 2.000 kabar hoaks beredar yang menyasar ke berbagai lapisan masyarakat.
Baca Juga: Digrebek Polisi, Penipu Ini Sembunyi Mengunci Diri diToilet
"Pramuka bisa membantu memberantasnya. Jika ada berita yang tidak jelas sumber dan kebenarannya, jangan disebar ke orang lain dengan alasan bertanya atau mengonfirmasi," ujar Donny dalam Pelatihan Penguatan Gerakan Pramuka, yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), dan Pusat Informasi Nasional Gerakan Pramuka, Sabtu (28/8/2021).
Dia pun mengajak anggota Pramuka dan masyarakat luas rutin memeriksa laman website covid19.go.id untuk mengetahui informasi terpercaya soal Covid-19.
"Hoaks sangat berbahaya. Banyak yang menjadi korban gara-gara percaya hoaks. Setiap kabar palsu atau hoaks bisa menyebar hingga ke ribuan orang. Setiap orang bisa terlibat memutus penyebarannya dengan memeriksa setiap informasi yang diterima. Kini, semakin banyak tempat untuk memeriksa informasi terpercaya terkait Covid-19," kata Donny.
Baca Juga: Polres Demak Razia Tempat Hiburan Saat PPKM, 45 Pengunjung Diamankan
Edward Nixon Pakpahan dari Direktorat Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Non B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengatakan, pandemi Covid-19 tidak hanya menyebabkan banyak orang terinfeksi, namun juga menghasilkan limbah medis yang tergolong bahan beracun dan berbahaya.
"Setiap hal yang bersentuhan dengan pengidap Covid-19 harus dilakukan sebagai benda infeksius. Itu harus dimusnahkan, dibakar," kata Edward.
Menurut dia, ada kenaikan limbah medis hingga 30 persen per hari selama pandemi berlangsung. Sebelum pandemi, rata-rata dihasilkan 400 ton limbah medis per hari, tetapi selama pandemi ini, limbah medis meningkat menjadi 520 ton per harinya.
Baca Juga: Kemnaker Dukung Kebijakan Ekonomi Inklusif Bagi Penyandang Disabilitas
Untuk penanganannya, Kementerian LHK membangun insinerator di berbagai daerah sejak tahun lalu.
Pembangunan berbagai insinerator tambahan itu bisa memusnahkan total 150 ton limbah medis per hari.