3 Tips Tangkal Hoaks dan Disinformasi, Begini Caranya

photo author
- Sabtu, 21 Agustus 2021 | 19:07 WIB
Ilustrasi hoaks (Antara//Net)
Ilustrasi hoaks (Antara//Net)

JAKARTA, harianmerapi.com - Hoaks dan disinformasi masih bertebaran di dunia maya. Karena itu masyarakat diimbau untuk waspada, tidak asal sharing, tapi saring dulu sebelum sharing.


Bagaimana caranya ? Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (Dirjen IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI Usman Kansong membagikan tiga tips bagi masyarakat untuk menyaring dan menangkal hoaks serta disinformasi di ruang digital.

 

Menurut Dirjen Usma, salah satu manfaat orkestrasi dan narasi tunggal bisa dioptimasikan untuk mencegah penyebaran hoaks dan disinformasi di tengah masyarakat. Namun demikian, ia menilai masyarakat juga perlu membekali dengan keterampilan agar bisa selektif dalam menerima informasi lewat platform digital.

Baca Juga: Positif Covid-19 di Yogya Bertambah 930 Kasus, Pasien Sembuh 2.547

"Sebenarnya ada trik yang simpel bagi Sobatkom (Sobat Kominfo) untuk mengetahui sebuah informasi itu hoaks atau bukan. Kalau satu informasi itu istilahnya adalah too good to be true or too bad to be true," ujarnya dikutip dari siaran pers, Sabtu (21/8/2021).

 

Dirjen Usman menjelaskan pengertian too good to be true sebagai terlalu baik untuk benar. Sedangkan too bad to be true adalah terlalu buruk untuk benar. Menurutnya, dengan pemahaman seperti itu, terhadap setiap informasi yang diterima masyarakat perlu waspada.

"Nah itu mesti kita waspadai. Banyak contohnya, misalnya ketika ada orang memberikan bantuan jumlahnya sangat besar, kita patut curiga, itu too good to be true. Walaupun belum tentu kecurigaan itu terbukti, siapa tahu benar juga, tapi paling tidak álarm’ kita sudah berdiri," jelasnya.

Baca Juga: Gunung Merapi Alami Perubahan Morfologi. Simak Penjelasan Kepala BPPTKG Berikut ini

Selain itu, Dirjen IKP Kementerian Kominfo menyebutkan cara lain untuk mengetahui informasi mengandung unsur hoaks ataupun disinformasi. Menurutnya ciri yang menonjol dapat dilihat melalui sebuah pesan singkat yang disebarkan.

"Kalau ada kata, 'sebarkan', itu harus kita waspadai. Apalagi ditulis dengan huruf kapital semua, nah kita harus curigai itu. Jangan langsung sharing saja sebelum kita saring," katanya.

Menurut Dirjen Usman, masyarakat juga dapat mengambil langkah lain seperti menelusuri kebenaran informasi melalui media resmi terpercaya atau mesin pencarian di internet.

Baca Juga: Truk Tabrak Truk di Ringroad Selatan Yogya, Sopir Tergencet

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Ada jaksa yang ditangkap dalam OTT KPK di Banten

Kamis, 18 Desember 2025 | 15:15 WIB
X